Jakarta, Selular.ID – Tingkat kesadaran pengguna terhadap bahaya malware dan cybercrime di Indonesia masih rendah. Meski kampanye internet security dari pihak penyedia layanan sudah lama terdengar, tapi banyak pemakai smartphone enggan mempercayakan proteksi perangkat pada arsitektur keamanan. Padahal menurut perkiraan Dhany Kurniawan, Country Manager Check Point Indonesia, serangan hacker saat ini justru tambah seram.
“Hacker sekarang kerjanya tidak ketahuan, beda dengan dahulu. Ini yang berbahaya karena tiba-tiba, misalnya rekening kartu kredit kita diretas atau semacamnya,” kata Dhany kepada Selular.ID.
Ia meresahkan pola pikir masyarakat yang belum aware terhadap malware seiring maraknya belanja online. “Bayar online shopping pakai kartu kredit, terus siapa tahu data kita ternyata disimpan di server China atau Rusia. Makanya lebih baik mencegah daripada mengobati,” timpalnya.
Di Indonesia sendiri, kasus cybercrime memang menjadi momok menakutkan tapi masih dianggap sepele. Banyak kejadian yang sengaja tidak dilaporkan karena beragam alasan. “Banyak konsumen yang kena hack tapi ogah announce, terutama pemerintah,” jelas Dhany. “Mungkin biar warganya tidak panik atau malu padahal sudah invest banyak di IT security.” (bda)