BlackBerry yang berbasis di Kanada telah merumahkan ribuan karyawan selama beberapa tahun terakhir karena berjuang untuk relevansi di pasar smartphone global yang semakin kompetitif. Bahkan The Wall Street Journal (10/6) melaporkan perusahaan-perusahaan pesaing telah mendirikan pusat-pusat rekrutmen di kota yang sama dengan kantor pusat BlackBerry, guna mencari bakat yang telah diberhentikan tadi.
Motorola Mobility yang sekarang dimiliki Lenovo juga tidak mampu menghasilkan neraca positif jika tetap dimiliki Google. Permasalahan itulah yang dijadikan kesempatan sempurna bagi produsen Tiongkok untuk menyodorkan lowongan dan menerima siapa saja yang ingin pindah haluan. Tentu saja ZTE tidak bertindak ceroboh dan sudah memperhitungkan langkahnya di sini. Pasalnya, mantan karyawan BlackBerry dan Motorola sudah memiliki latar belakang internasional, sesuatu yang akan membantu perusahaan dalam ekspansinya ke Amerika Utara. Selain itu, mereka juga memiliki desain produk dan pengalaman keamanan yang mungkin terbukti vital bagi produk ZTE di masa depan.
Kepala perusahaan perangkat mobile, Adam Zeng, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa ZTE berharap bakat-bakat yang datang terutama dari BlackBerry akan “meningkatkan keamanan produk dan kemampuan desain kami.” Masuknya bakat baru tersebut memungkinkan ZTE untuk menghadirkan produk yang relevan di pasar internasional. Semoga taruhan berani ini bisa membayar dividen perusahaan di masa depan. (Nis)