Jakarta, Selular.ID – Inggris memutuskan untuk mengizinkan raksasa China, Huawei Technologies terlibat dalam pembangunan infrastruktur 5G di negeri itu. Namun izin yang diberikan terbatas pada jaringan non inti.
Harian terkemuka The Telegraph (24/4/2019), mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Inggris, yang diketuai oleh Perdana Menteri Theresa May, setuju untuk mengizinkan Huawei mengakses bagian “non-inti” dari infrastruktur selular 5G seperti antena, meskipun ada kekhawatiran di antara para menteri kabinetnya.
Keputusan yang diambil PM Theresa May tampaknya merupakan jalan tengah dari polemik yang telah berkembang dalam dua tahun terakhir, menyangkut tuduhan terhadap Huawei.
Amerika Serikat dan sejumlah negara lain semakin terbuka dalam menyuarakan keprihatinan bahwa peralatan Huawei dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai atau menyabotase, terutama ketika operator pindah ke jaringan 5G.
Sejauh ini negara-negara Eropa yang merupakan sekutu AS, terlihat tidak satu suara. Jerman bahkan memberi kebebasan untuk Hauwei terlibat dalam pembangunan 5G, asalkan mampu memenuhi protokol keamanan.
Begitu pun dengan Perancis. Operator terbesar di Prancis, Orange, mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan jaringan Huawei di Prancis. Namun mereka bisa melakukannya di Spanyol dan Polandia.
Keputusan yang diambil Inggris sesungguhnya tidak mengejutkan. Pasalnya, National Cyber Security Center Inggris, menilai bahwa perusahaan teknologi asal China, termasuk Huawei belum bisa memperbaiki berbagai masalah keamanan. Sehingga Pemerintah Inggris khawatir akan keamanan data mereka jika menggunakan layanan Huawei.
Laporan Huawei Cyber Security Evaluation Center (HCSEC) bertajuk HCSEC Oversight Board Report 2019 menyebutkan bahwa Dewan Pengawas Inggris belum percaya sepenuhnya kepada Huawei untuk pembangunan 5G di negaranya. Sebab mereka merasa Huawei tidak mampu mengolah dengan baik layanan mereka, terutama dari sisi software.
Dengan keputusan tersebut, rencana British Telecommunication (BT) untuk menghapus semua peralatan Huawei dari jaringan inti 4G operator EE (Everything Every Where) dalam waktu dua tahun mendatang, sesuai dengan regulasi yang digariskan pemerintah Inggris.