27 July 2014 13:00
Meski pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, jumlah pengguna internetnya masih dikisaran 28%.
Â
Menurut data yang dilansir Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2012 pengguna internet sekitar 63 juta orang yang meningkat 13 % di tahun 2013 menjadi 71,19 juta pengguna. Dengan pertumbuhan sekitar 15 % setiap tahun, sepertinya masih berat untuk bisa memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs) sebanyak 50 % pada tahun 2015.
Di masa yang akan datang sepertinya tantangan tidak hanya pada penetrasi internet saja, masih lambatnya kecepatan akses internet menjadi masalah bagi pengguna internet di Indonesia dalam mendukung pendidikan, pekerjaan, bisnis, serta hiburan. Berdasarkan laporan The State of Internet oleh perusahaan internet Akamai Technologies Inc, kecepatan internet Indonesia termasuk yang terendah di dunia dengan kecepatan rata-rata untuk koneksi tetap (fixed) baru mencapai 2,4 Mbps.
Termasuk tingkat adopsi pita lebar bergerak (broadband mobile) di Indonesia baru sekitar 3,5% dari 61,2 juta pengguna (Data Emarketer per Maret 2013). Pita lebar di Indonesia baru memiliki kecepatan 4 Mbps, kecepatan internet mobile yang masih rendah ini dikarenakan salah satunya Indonesia belum mengadopsi teknologi 4G LTE secara luas.
Hasil survey online terbaru berjudul ‘New Horizons: Generasi Digital Indonesia’, yang dilakukan Ooredoo, induk perusahaan Indosat yang dirilis pada Juli 2014 setidaknya mampu memberikan gambaran tentang perilaku dan aspirasi digital generasi muda di seluruh Indonesia. Survei online yang dilakukan terhadap lebih dari 1400 orang pria dan wanita berusia antara 18 dan 30 dari Indonesia ini menyimpulkan bahwa generasi muda Indonesia menginginkan akses internet dengan kualitas dan kecepatan tinggi sebagai sarana mendukung kemajuan karier, pendidikan, dan pemberdayaan generasi muda Indonesia.
Beberapa temuan yang menarik dari penelitian ini menyebutkan 91% generasi muda Indonesia menyatakan bahwa internet semakin mendorong mereka memiliki semangat wirausaha dan 83% berniat, atau sudah mendirikan bisnis online sendiri. 99% responden juga mengakui pentingnya menggunakan internet untuk tujuan bisnis, untuk mencari tenaga kerja terampil 96% dan sumber dana secara online 97%. Namun, ketika ditanya apakah menurut mereka mudah untuk melaksanakan hal-hal semacam itu, sebagian besar mengatakan sulit.
Terkait dengan hal ini, studi ini mengidentifikasi meningkatnya keinginan memiliki ponsel cerdas di seluruh Indonesia, dengan 58% responden menyatakan mereka secara teratur menggunakan ponsel cerdas yang terhubung ke Internet untuk berkomunikasi. Di daerah pedesaan, 60% responden ingin menggunakan ponsel cerdas, atau ingin mengganti telepon seluler standar mereka dalam 12 bulan ke depan. Penggunaan tablet diperkirakan akan meningkat sebesar 8% namun daya serap akan terhambat oleh biaya awal perangkat tablet bagi generasi muda Indonesia yang menginginkan harga murah.
Penelitian ini sangat positif tentang potensi manfaat sosial dan ekonomi yang dapat tercipta dari sektor ICT bagi Indonesia dan terdapat kesadaran bahwa Indonesia sedang berada pada “titik penting” evolusi digital. Namun, infrastruktur dasar tetap menjadi hambatan utama bagi terwujudnya berbagai potensi tersebut. Ketika ditanya bagaimana menurut mereka kecepatan koneksi internet yang disediakan oleh operator telekomunikasi, hanya 62 % responden yang menganggapnya baik. Dari mereka di lokasi pedesaan, 60% yang memiliki akses internet merasa frustrasi dengan lemahnya cakupan internet dan 8 % mengatakan koneksi terasa lambat. Responden menegaskan bahwa rasa frustrasi ini membuat mereka tidak bisa mengambil keuntungan penuh dari Internet, dengan 91% menyatakan bahwa mereka tidak bisa meluangkan banyak waktu online sesuai keinginan, menunjukkan bahwa mereka tidak diuntungkan sepenuhnya dari manfaat pendidikan, sosial dan karir yang tersedia di Internet. (Deni Sukma)