Pembelaan FAA cukup beralasan. FAA menegaskan bahwa aplikasi PlaneSploit tidak dapat digunakan untuk membajak penerbangan yang bersertifikat, sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir dan tidak terlalu percaya pada isu tersebut. Sebelumnya, Teso mendemonstrasikan pembajakan pesawat yang dapat dilakukan dengan hanya menggunakan perangkat Android dan aplikasi bernama PlaneSploit. Namun, aksinya itu diujikan bukan pada pesawat asli, tetapi pesawat virtual.
Dari demonstrasinya, diketahui bahwa dua sistem penerbangan yang paling penting, The Automated Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) dan The Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) ternyata tidak terenkripsi dan tidak terotentikasi. Namun FAA telah menetapkan bahwa teknik hacking tersebut nyatanya tidak menimbulkan masalah keselamatan penerbangan karena tidak bekerja pada hardware penerbangan bersertifikat.
Aksi mantan pilot merangkap hacker tersebut sebenarnya berujung positif. Teso tidak bermaksud membajak pesawat terbang apa pun, namun hanya mengingatkan FAA mengenai kendornya keamanan pada sistem. Sehingga, lain waktu tidak dapat dibobol oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab. (Choiru Rizkia)