Selular.ID – Pernah menjadi penguasa pasar ponsel dunia adalah prestasi spektakuler yang ditorehkan Nokia. Kedigdayaan vendor asal Finlandia itu merentang panjang, sejak 1998 – 2012. Mulai dari generasi 2G hingga 3G.
Tak dapat dipungkiri, seiring dengan semakin berkembangnya industri selular, Nokia menjadi bagian dari lompatan teknologi, di mana ponsel mampu mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja dan beraktifitas sehari-hari.
Sepanjang 14 tahun, Nokia menjadi pemimpin industri ponsel yang terbilang kompetitif. Produk-produk yang dihasilkan mencerminkan kualitas, inovasi dan hubungan manusia. Sesuai dengan slogan legendaris yang diusung, “Connecting People”.
Sekarang di saat industri selular memasuki teknologi 5G dan kelak 6G, belum ada vendor yang mampu mempertahankan posisi sebagai market leader dalam rentang waktu yang cukup lama.
Rekor yang dimiliki Nokia, diperkirakan masih akan bertahan. Mengingat persaingan antar vendor semakin sengit. Membuat posisi lima teratas, bisa berganti dengan cepat.
Nokia sendiri mundur dari bisnis ponsel pada 2013. Agresifitas pesaing terdekatnya, seperti Apple, Samsung, dan belakangan produsen China, membuat pangsa pasar Nokia terus menyusut.
Meski bukan lagi pemain utama di bisnis handset – merek Nokia saat ini dikembangkan oleh HMD Global dan pernah juga dikelola Microsoft namun gagal – Nokia hingga kini tetap memiliki taji, yaitu dalam bentuk paten.
Baca Juga: Nokia Gugat Amazon dan HP Atas Pelanggaran Paten Streaming Video
Untuk diketahui, Nokia adalah vendor penelitian dan pengembangan terkemuka dengan investasi lebih dari €140 miliar atau setara Rp 2.346 triliun dalam 20 tahun terakhir.
Tak tanggung-tanggung, saat ini kepemilikan Nokia mencapai lebih dari 20.000 kelompok paten di berbagai negara. Jumlah tersebut, termasuk lebih dari 5.500 kelompok paten untuk teknologi 5G.
Dengan paten yang dimilikinya, Nokia tetap memiliki pendapatan jumbo yang berasal dari hasil R&D perusahaan selama ini.
Artinya di tengah fluktuasi pendapatan dari bisnis jaringan dan solusi bisnis, Nokia bisa memonetisasi paten-paten yang dimiliki, berkat kerjasama yang dijalin dengan perusahaan-perusahaan lain.
Untuk diketahui, sesuai laporan Dell’Oro, pangsa pasar Nokia di bisnis jaringan dan solusi bisnis berada di bawah Huawei.
Vendor jaringan China yang berbasis di Shenzhen itu, memiliki pangsa pasar sebesar 28,6% pada paruh pertama 2023, diikuti oleh Nokia dengan pangsa 15,3%, Ericsson sebesar 12,5%, ZTE 10,4%, dan Cisco 6,2%.
Sadar bahwa paten dapat memberikan pendapatan yang tak terbatas, Nokia belakangan tak lagi berkompromi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh para mitra bisnisnya.
Terbaru, Nokia mengajukan tuntutan hukum di tiga benua terhadap raksasa teknologi asal AS, Amazon atas dugaan penggunaan tidak sah atas teknologi terkait videonya dalam layanan streaming dan seluruh perangkat.
Arvin Patel, kepala bagian lisensi untuk segmen baru Nokia, menyatakan tuntutan hukum tersebut diajukan di pengadilan AS, Jerman, India, Inggris, dan Pengadilan Paten Terpadu Eropa, Selasa (31/10/2023).
Patel menyatakan Amazon Prime Video dan perangkat streamingnya melanggar paten multimedia “yang mencakup berbagai teknologi termasuk kompresi video, pengiriman konten, rekomendasi konten, dan aspek yang terkait dengan perangkat keras”.
Selain Amazon, Nokia secara terpisah juga mengajukan kasus di AS terhadap HP atas penggunaan tidak sah atas teknologi terkait video yang dipatenkan pada perangkatnya.
Patel mencatat bahwa litigasi tidak pernah menjadi pilihan pertama Nokia terkait pelanggaran paten. Ia menambahkan bahwa hal tersebut telah menjadi diskusi dengan Amazon dan HP selama beberapa tahun.
Meski demikian, terkadang tindakan hukum menjadi “satu-satunya cara untuk menanggapi perusahaan yang memilih untuk tidak ikut serta dalam pelanggaran paten tersebut. aturan”.
Dia berpendapat bahwa perusahaan yang menyediakan layanan atau perangkat streaming video menikmati manfaat besar dari penelitian dan pengembangan Nokia dan perusahaan lain.
“Nokia mencari kompensasi atas penggunaan penemuan-penemuan penting ini, royalti yang akan kami investasikan kembali, serta sejumlah besar investasi tambahan, dalam pengembangan teknologi multimedia generasi berikutnya.”
Baca Juga: Laba Bersih Anjlok, Nokia Terpaksa Pangkas Lagi 14.000 Karyawan
Halaman Selanjutnya..