Selular.ID – Asep M Saepul selaku Founder Komunitas Saham Syariah mengatakan, dalam berinvestasi setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Tiga hal ini yakni, tujuan, waktu dan produk investasi.
“Tujuan perencanaan keuangan adalah hal yang perlu diperhatikan pertama kali dalam berinvestasi,” Ujar Asep yang dikutip dari berbagai sumber.
Ia juga mencontohkan, ketika seorang mahasiswa memiliki tujuan keuangan berupa biaya pernikahan. Setelah menentukan tujuan, hal kedua yang harus dicatat adalah jangka waktu untuk target tercapainya tujuan tersebut. “Misalnya mahasiswa ingin menikah lima tahun lagi” Ujarnya.
Setelah menentukan tujuan dan jangka waktu, para investor bisa memilih instrumen yang cocok dan relevan. Saat ini, instrumen investasi syariah saat ini sangat variatif.
Umumnya profil risiko yang terbagi menjadi tiga. Perta, konservatif. Tipe yang ini paling menghindari risiko di antara yang lain.
Para investor konservatif sangat fokus pada keamanan aset. Investor tipe ini mengharapkan modal investasinya tidak turun dengan imbal hasilnya rendah, misalnya: emas, deposito, syariah, dan reksadana pasar uang syariah.
Kedua, moderat. Tipe yang satu ini merelakan laju pertumbuhan investasinya menurun dalam satu waktu, namun tetap berharap akan bertambah lagi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Instrumen investasi yang sesuai dengan tipikal ini adalah sukuk, reksadana pendapatan tetap syariah dan reksadana campuran syariah,” Ujar Sekertaris Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kabupaten Cianjur tersebut.
Ketiga, agresif. Tipe terakhir ini paling berani dalam merelakan penurunan aset investasinya, karena memiliki harapan serta optimisme akan mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Instrumen yang sesuai dengan tipe ini adalah Reksadana saham syariah dan saham syariah. Ia juga berharap, dengan memahami profil risiko, masyarakat akan lebih mudah memilih kanal rezeki dari instrumen investasi yang relevan terutama instrumen syariah.
Baca Juga:Â OJK: 3 Langkah Terhindar Penipuan Berkedok Investasi