Selular.ID – Sanksi yang diberlakukan AS sejak pertengahan 2019, membuat pangsa pasar Huawei menciut drastis.
Puncaknya, pada awal 2021, vendor yang identik dengan warna bunga merah menyala itu, terlempar dari posisi lima besar.
Padahal, bertahun-tahun sebelumnya, Huawei nyaman berada di posisi kedua vendor smartphone global. Bahkan pada kuartal 1-2020, sesuai laporan Canalys, Huawei sempat menggamit posisi puncak menggusur Samsung.
Sayangnya persoalan geopolitik, membuat kinerja Huawei terjerembab. Ketiadaan fitur utama, seperti GMS (Google Mobile Service), membuat daya tarik smartphone Huawei menjadi berkurang.
Tak dapat dipungkiri, bisnis smartphone Huawei kini dalam mode “bertahan hidup”. Agar bisa survive, Huawei sepenuhnya mengandalkan pasar dalam negeri.
Alhasil, segmen premium yang sebelumnya sempat dikuasai Huawei, menjadi rebutan bagi vendor lainnya, termasuk Xiaomi.
Baca Juga: Kemarin Dengan Xiaomi, Kali ini Leica Gandeng Panasonic
Vendor smartphone yang berbasis di Beijing itu, terlihat begitu bernafsu untuk mengambil ceruk yang ditinggalkan Huawei.
Selama ini kita ketahui Xiaomi adalah merek yang berfokus pada anggaran dan kelas menengah. Namun pendiri Xiaomi, Lei Jun bertekad untuk menguasai pasar smartphone kelas atas. Meski harus bersaing dengan dua raksasa, Samsung dan Apple. Gabungan keduanya menguasai sekitar 80% pangsa pasar.
Dalam sebuah postingan di Weibo, awal Februari 2022, Jun mengatakan pihaknya bertekad menjadi vendor smartphone terbesar di dunia dalam tiga tahun.
Dia mengklaim akan menyaingi produk dan pengalaman Apple (iPhone). Persaingan Xiaomi-Apple di pasar smartphone kelas atas sebagai “perang hidup dan mati”, tambahnya.
Keseriusan Xiaomi terlihat dari perubahan segmentasi dari produk yang ditawarkan. Vendor yang identik dengan warna jingga itu, memutuskan untuk memisahkan brand Xiaomi dengan Redmi. Kini Redmi menjadi sebuah merek sendiri dan terpisah dari produk-produk Xiaomi.
Selain Redmi, Xiaomi mengumumkan sub-brand Pocophone (Poco) yang sudah memiliki satu produk bernama F1 pada pertengahan 2018.
Dengan pemisahan itu, Redmi akan fokus menggarap pasar yang “value for money” dengan harga berbanding lurus dengan kualitas yang ditawarkan.
Sedangkan Xiaomi mengincar segmen segmen menengah ke atas dan premium. Xiaomi mungkin akan bersinggungan dengan Pocophone yang menyasar pasar sama.
Baca Juga: Leica Hadirkan M10-R Versi Black Paint Edition, Dijual Terbatas!
Halaman berikutnya
Gandeng Leica, Xiaomi Janjikan Kamera Smartphone Ekstrem