Dalam rilis tersebut dipaparkan bagaimana Android menjadi “target utama serangan malware,” yang mengindikasikan pangsa pasar Google yang dominan dan arsitektur open source. Dokumen melanjutkan untuk mengingatkan federal, pemerintah negara bagian, dan pejabat lokal untuk memperbarui dan memasang antivirus ke perangkat mobile mereka.
Sebuah grafik yang disertakan dalam rilis menggambarkan kalau platform Nokia yang sudah terkubur Symbian menjadi target ancaman mobile tertinggi kedua dengan meraup 19 persen. BlackBerry dan Windows Mobile masing-masing menerima ancaman 0,3 persen.
Tiga kelas ancaman keamanan yang terdeteksi di Android adalah SMS trojan, rootkit dan domain palsu Google Play. Untuk menghindari dan mencegah segala jenis malware, memo menyarankan pemerintah untuk menggunakan rangkaian keamanan Android, menginstal aplikasi tes Carrier IQ, dan mematuhi protokol departemen IT untuk memperbarui OS.
Rilis dokumen ini bukan bermaksud untuk membuat panic melainkan sebagai pengingat untuk selalu menjaga perangkat up-to-date dan berhati-hati ketika menginstal aplikasi. (Nis)