21 August 2014 16:00
Apple mulai menyimpan data pribadi beberapa penggunanya pada server di Cina. Langkah ini menandai tindakan berani bila dibandingkan perusahaan teknologi lainnya yang menolak menempatkan informasi pribadi pelanggan mereka di Negeri Tirai Bambu tersebut. Apple mengatakan bahwa data hanya berlaku bagi pelanggan Cina, dan akan disimpan pada komputer yang disediakan oleh China Telecom.
Strategi Apple menambahkan China Telecom ke dalam daftar penyedia data center perusahaan adalah juga guna meningkatkan layanan iCloud, yang memungkinkan pengguna menyimpan dan mengakses foto, musik, dan data lainnya dari beberapa perangkat. Dengan disimpan lebih dekat ke pengguna iCloud, data dapat disampaikan lebih cepat dan ringkas.
“Apple memerhatikan masalah keamanan dan privasi pengguna dengan sangat serius,” menurut keterangan perusahaan seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg (18/8/2014). “Kami telah menambahkan China Telecom ke daftar penyedia data center kami untuk meningkatkan bandwidth dan meningkatkan kinerja bagi pelanggan kami di daratan Cina. Semua data yang disimpan dengan penyedia kami telah dienkripsi. China Telecom tidak memiliki akses ke konten.” Sebuah sumber tak dikenal mengatakan bahwa Apple telah menyimpan kunci enkripsi untuk data ini di lepas pantai.
Keputusan Apple untuk menyimpan data di Cina memang dinilai bertentangan dengan beberapa perusahaan teknologi lain, terutama Google, yang menolak untuk menyimpan data di Cina atas dasar keprihatinan mereka terhadap sensor dan privasi. Buntutnya, raksasa internet dunia itu memindahkan servernya ke Hong Kong.
Cina telah dituduh meretas data pemerintah asing dan server perusahaan untuk mencuri informasi. Negara ini juga terkenal karena menginginkan data pengguna yang tersimpan di perbatasannya. Pemerintah Cina mengklaim ini adalah bagian dari peraturan, tapi sebaliknya sejumlah pengamat mengatakan hal ini memberikan Cina akses mudah ke informasi pribadi orang. (Choi)
Sumber : http://www.bloomberg.com/