AWS: Peluang Bisnis Pemanfaatan Data di Indonesia Capai Rp650 Miliar

AWS: Peluang Bisnis Pemanfaatan Data di Indonesia Capai Rp650 Miliar

Selular.ID – Peluang bisnis pemanfaatan kekuatan data di Indonesia ditaksir mencapai sebesar Rp650 miliar, dengan potensi peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 13,8% per tahun.

Hal itu terungkap dalam laporan riset terbaru Amazon Web Services, Inc. atau AWS.

Dalam konferensi pers virtual, AWS membagikan temuan terbarunya yang menunjukkan bahwa organisasi bisnis di Indonesia yang mampu memanfaatkan kekuatan data.

Serta dapat meningkatkan pendapatan bisnis tahunan mereka sebesar rata-rata 13,8%.

Bagi organisasi berskala besar, angka ini setara dengan penambahan pendapatan tahunan sebanyak Rp 650 miliar.

Baca Juga: Teknologi AWS Masa Depan Andalkan 3 Inovasi Terbaru

Laporan Demystifying Data 2022 yang diprakarsai oleh AWS dan disusun oleh Deloitte Access Economics, dibuat berdasarkan survei terhadap 523 pejabat senior pengambil keputusan di berbagai organisasi bisnis di Indonesia.

Dalam survei tersebut, lebih dari separuh (57%) organisasi yang disurvei di Indonesia berkisah bahwa menangkap dan menganalisis data secara efektif dapat menghasilkan peningkatan penjualan dan pendapatan, peningkatan produktivitas (56%), dan memungkinkan inovasi (54%).

Namun, laporan tersebut menemukan bahwa meskipun kian banyak hal yang dapat dilakukan dengan kekuatan data di dunia yang semakin digital ini, ternyata 88% organisasi di Indonesia masih dalam tahap kematangan data Dasar dan Pemula.

Baca Juga: Synnex Metrodata Gandeng Allied Telesis Upaya Tangkap Peluang di Era Digital

Organisasi responden di sektor informasi, media, dan telekomunikasi menempati peringkat tertinggi dalam skala kematangan data, di mana 69% dari organisasi-organisasi ini berada pada level Tingkat Lanjut atau Penguasaan, diikuti oleh organisasi di sektor keuangan dan asuransi (50%), dan perdagangan grosir (50%).

AWS: Peluang Bisnis Pemanfaatan Data di Indonesia Capai Rp650 Miliar

Sebaliknya, organisasi di sektor pendidikan dan pelatihan serta konstruksi memiliki tingkat kematangan data terendah, dengan hanya kurang dari 30% organisasi yang disurvei di sektor industri ini meraih tingkat kematangan data Tingkat Lanjut atau Penguasaan.

Baca Juga: Riset: Banyak Perusahaan yang Tidak Lindungi Data dari Ex-Karyawan

Meski jelas terdapat manfaat dari upaya peningkatan kematangan data, banyak organisasi di Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam melakukan hal ini.

Hambatan utama yang paling banyak dicetuskan organisasi dalam survei tersebut adalah dalam penggunaan data dan alat-alat serta teknologi analitik (46%), diikuti oleh kurangnya pendanaan (30%).

Kenyataan ini diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19, di mana 52% dari pelaku bisnis mengakui bahwa sejak terjadinya pandemi, prioritas utama mereka adalah bagaimana caranya bertahan, dan ini berujung pada berkurangnya sumber daya yang tersedia untuk data dan analitik.

Selain itu, 44% dari organisasi-organisasi ini menyebutkan keamanan dan risiko data sebagai hambatan lain, yang dapat menimbulkan biaya dalam jumlah cukup besar.

Baca Juga: Grab Manfaatkan Big Data untuk Perbanyak Layanan & Fitur Inovatif

“Seiring dengan meningkatnya investasi organisasi-organisasi ini untuk transformasi digital, tercipta peluang untuk perluasan penggunaan data demi meningkatkan produktivitas, menghasilkan imbal hasil finansial bagi bisnis mereka, serta dampak positif pada ekonomi,” papar Rio Ricardo, Direktur Artificial Intelligence & Data, SEA, Deloitte.

Meski begitu, lanjut Rio, berdasarkan riset ini, hanya 5% dari organisasi di Indonesia yang telah melakukan investasi untuk teknologi, talenta dan proses yang dibutuhkan dalam upaya memaksimalkan potensi data yang mereka miliki secara penuh.

Rio Ricardo, Director of AI & Data, SEA, Deloitte
Rio Ricardo, Director of AI & Data, SEA, Deloitte

Menurut Rio, berinvestasi untuk solusi cloud akan membantu bisnis mempercepat tingkat kematangan data mereka dan memperoleh wawasan berbasis data.

“Faktanya, bisnis yang sudah menggunakan cloud memiliki peluang 60% lebih besar untuk mengalami peningkatan produktivitas sebagai manfaat penggunaan data dan analitik, dibandingkan dengan bisnis yang belum mengadopsi cloud,” kata Rio menekankan.

“Untuk dapat secara efektif mengubah data menjadi keuntungan bisnis, organisasi harus memiliki peta jalan yang jelas dan praktis sebagai panduan dalam meningkatkan kematangan data, berinvestasi untuk menarik dan mempertahankan talenta, serta memanfaatkan teknologi yang tepat untuk menuai manfaat penuh,” tuturnya.

Halaman selanjutnya

AWS meluncurkan AWS Data Lab di ASEAN…