Kalahkan Bharti, Jio Raih Laba Pertama Sebesar USD 78,9 juta

Jakarta, Selular.ID – Reliance Jio yang berbasis di India melaporkan keuntungan pertamanya selama periode Q4 2017, dengan stabilisasi ARPU dan basis penggunanya terus berkembang dengan cepat.

Operator yang meluncurkan layanan 4G secara nasional pada September 2016, melaporkan keuntungan sebesar 5,04 miliar Rupee (USD 78,9 juta) selama kuartal tersebut, dibandingkan dengan kerugian 50.15 juta Rupee pada periode yang sama di 2016.

Pendapatan Jio pada kuartal terakhir tahun lalu mencapai 68,8 miliar Rupee, meningkat pada 100.000 Rupee yang dihasilkan dalam tiga bulan terakhir 2016.

Kinerja membaik yang dicapai Jio sesuai dengan prediksi yang dilaporkan oleh Bloomberg pada awal Januari 2018. Dalam analisa terakhir, Bloomberg memprediksi operator yang identik dengan tarif murah itu berpeluang mendulang laba bersih pertama, setelah bertahun-tahun mengalami kerugian akibat penerapan tarif murah demi meraih banyak pelanggan.

“Hasil keuangan Jio yang kuat mencerminkan kekuatan fundamental bisnis, efisiensi signifikan dan inisiatif strategis yang tepat. Di tengah iklim kompetisi yang ketat, Jio menunjukkan dapat mempertahankan kinerja keuangannya yang kuat”, kata Mukesh Ambani, Chairman Jio.

Di kuartal terakhir 2017, Jio memperoleh tambahan pelanggan 21,5 juta. Sehingga total jumlah pelanggan mencapai 160 juta pada akhir Desember. Rata-rata konsumsi data bulanan per pelanggan adalah 9,6GB. ARPU pada kuartal tersebut sebesar 154 Ruppe, dengan rata-rata ARPU operator sebesar 156.40 di Q2 2017.

Mengalahkan Bharti

Jika Jio mencetak pendapatan dan laba, tak demikian dengan Bharti Airtel. Hasil kuartalan yang diraih oleh pemimpin pasar itu sungguh jauh berbeda. Bharti melaporkan kerugian kuartalan ketujuh berturut-turut. Pada Q4 2017, laba bersih Bharti turun 39,3 persen YoY (year-on-year) menjadi 3,06 miliar Rupee dan pendapatan turun 12,9 persen menjadi 203 milyar Rupee.

Meskipun terjadi tekanan pada bottom line, Bharti Airtel masih mampu mempertahankan pangsa pasarnya sekitar 24 persen selama 2017. Di sisi lain, data terbaru dari GSMA Intelligence menunjukkan, pangsa pasar Jio naik signifikan menjadi hampir 12 persen.

Pada akhir 2017, Jio menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi aset Reliance Communications (RCom) yang bermasalah senilai hampir INR240 miliar.

Jio menyatakan bahwa kesepakatan tersebut mencakup menara RCom, jaringan serat optik, spektrum dan simpul konvergensi media, dengan mencatat bahwa aset-aset ini bersifat strategis dan diharapkan berkontribusi secara signifikan terhadap peluncuran nirkabel dan serat-ke-rumah skala terbesar yang kelak akan menjadi keunggulan layanan perusahaan di era internet cepat.