Dikembangkan oleh Sumit Dagar, yang bekerja pada pengaturan organisasi formal di Pusat Inovasi Inkubasi dan Kewirausahaan, ciptaannya adalah smartphone Braille pertama dunia. Dagar telah mengembangkan ponsel cerdas yang bisa membantu tuna netra melakukan aneka fungsi lain di handphone selain menjawab panggilan telepon.
Lalu bagaimana cara kerja handphone? Pesan teks tetap dikirim seperti pesan biasa. Bedanya, pesan bukan ditampilkan di atas panel kaca yang halus, melainkan permukaan yang bisa ‘berekspresi’. Layaknya sebidang lumpur hidup, ‘layar sentuh’ inovatifnya bisa mengangkat dan menekan permukaan guna membentuk pola yang bisa diraba. Pola di atas permukaan itulah yang kemudian bisa ‘dibaca’ oleh mereka dengan gangguan penglihatan.
Konsep dasar di balik ponsel ini adalah penggunaan teknologi sederhana bernama ‘Shape Memory Alloy’. Menurut teknologi itu, logam bisa mengingat kembali bentuk asli mereka dan memperluas / kontraksi asli pasca-penggunaan. Perangkat ini dilengkapi dengan sejumlah pin di bawah layar yang akan mengangkat atau menekan untuk membentuk huruf dan angka dalam karakter Braille. Ekspresi pin bisa dirasakan di layar.
Ketika pengguna mengirimkan pesan, handphone akan menguraikannya dan mengubahnya menjadi Braille. Kemudian pin akan bergerak sesuai bentuk pesan dalam huruf Braille. Sedangkan unsur lain dari handset sama seperti handphone biasa. Informasi selanjutnya belum diketahui jelas. Misalnya apakah teks dalam aplikasi juga bisa diterjemahkan dan seberapa baik handphone bekerja tanpa konektivitas.
Tentu saja ini adalah pencapaian besar, dan kami mendoakan yang terbaik bagi pencipta muda. (Khoirunnisa)