Jakarta, Selular.ID – Selama beberapa tahun terakhir, Huawei telah mencapai kemajuan signifikan dalam teknologi kamera smartphone termasuk fitur-fitur luar biasa dan unik.
Semua pencapaian itu, salah satunya berkat kemitraan dengan Leica. Dukungan Leica dengan cepat menghantarkan Huawei dalam revolusi fotografi selular, sekaligus menempatkan perusahaan ke jajaran teratas vendor ponsel dunia.
Seperti kita ketahui, kemitraan keduanya dimulai dengan peluncuran Huawei P9 pada 2016. Strategi co-branding dengan Leica terbukti menjadi senjata ampuh yang mampu menarik konsumen.
Meski sempat menuai kritik dari beberapa pihak yang mempertanyakan kontribusi Leica untuk modul kamera pada P9 (lensa tidak diproduksi sendiri oleh Leica), respons pasar tetap positif. Terbukti P9 mampu menembus penjualan di atas 10 juta unit, hanya beberapa bulan setelah peluncurannya.
Tingginya permintaan P9 pada akhirnya mengatrol popularitas Huawei dan mendorong penjualan dengan angka yang sangat signifikan. Tercatat pada akhir 2016, Huawei mampu menjual lebih dari 140 juta unit ponsel di seluruh dunia.
Kehadiran P9 Series dengan Leica di dalamnya, menjadi momentum kesuksesan Huawei di pasar global. Untuk memperkuat cengkramannya, Huawei juga menyematkan Leica pada seri flagship lainnya, yaitu Mate Series.
Baca Juga: Dapatkah Leica Mengatrol Posisi Xiaomi di Pasar Smartphone Premium?
Sukses P9 menjadi bahan bakar yang baik bagi pertumbuhan Huawei. Sekaligus menempatkan Huawei pada posisi yang kuat di segmen premium, berhadap-hadapan dengan Samsung dan Apple yang selama bertahun-tahun menjadi penguasa segmen ini.
Berturut-turut setelahnya Huawei menyematkan Leica pada varian terbaru, termasuk P20 yang terbilang legendaris.
Namun setelah bertahun-tahun menggunakan teknologi pencitraan besutan Leica, Huawei harus berpisah jalan dengan pabrikan kamera asal Jerman itu.
Sanksi yang diberlakukan AS sejak pertengahan 2019, membuat penjualan Huawei terjun bebas. Menurunnya penjualan, membuat skala bisnis bagi kedua vendor menjadi tidak menarik.
Pada 27 Oktober 2022, Huawei secara resmi mengumumkan kolaborasinya dengan Leica telah berakhir. Tercatat, Mate 40 dan P40 Series menjadi dua varian terakhir yang masih dipersenjatai Leica.
Huawei memastikan, sistem kamera pada generasi selanjutnya, dikembangkan sendiri oleh Huawei, yaitu teknologi XMAGE.
Meski merupakan inovasi sendiri, Huawei mengklaim teknologi kamera XMAGE jauh lebih kompatibel dan futuristik dibandingkan Leica.
Dilengkapi XMAGE, P60 Masterpiece yang Sulit Ditandingi Vendor Lain

Setelah berpisah jalan dengan Leica, sejatinya Huawei sudah membenamkan teknologi XMage pada varian P50 series (P50, P50 Pro Edge, dan kelas P50E menengah) yang diluncurkan pada 29 Juli 2021. Dengan demikian, jajaran P50 secara resmi merupakan smartphone pertama Huawei tanpa embel-embel Leica.
Dua tahun setelahnya, teknologi kamera XMAGE kembali Unjuk gigi. Pada 9 Mei 2023, Huawei meluncurkan varian yang telah dilengkapi sistem kamera XMAGE, yaitu P60 dan Mate 60.
Tanpa Leica, Huawei P60 Pro tidaklah kehilangan taji. Justru dengan XMAGE, Huawei memperlihatkan kehebatan dalam membangun sistem kamera smartphone yang semakin mumpuni.
Flagship terbaru Huawei itu, membawa kembali kenangan tentang kehebatan P20 Pro. Salah satu varian legendaris yang diluncurkan pada Maret 2019. Berkat P20 Pro, Huawei semakin kokoh sebagai vendor papan atas.
Baca Juga: Inilah Kabar Smartphone Xiaomi dan Leica Di Pasar Indonesia
Dengan beragam fitur yang ditawarkan, P60 Pro adalah terobosan lain dalam fotografi selular. Meski tak lagi diperkuat Leica, P60 Pro memiliki kamera utama dengan aperture 10-stop, rana fisik yang memungkinkan lensa kamera untuk mengontrol berapa banyak cahaya yang masuk, serta memanipulasi kedalaman bidang.
Lensa zoom P60 Pro, kamera periskop 3,5x, dapat menangkap zoom 10x hampir tanpa kehilangan dan berfungsi ganda sebagai sensor makro, sehingga pengguna dapat mengambil foto berbagai hal dari dekat, tanpa perlu menempelkan lensa kamera ke atas, baik subjek atau objek.
Keajaiban di balik kemampuan menakjubkan kamera ini lebih dari sekadar perangkat keras kamera, tetapi juga mesin XMAGE, algoritme pemrosesan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Huawei untuk menangani pemrosesan gambar.
Tak dapat dipungkiri, kinerja kamera yang diusung P60 Pro belum pernah terjadi sebelumnya, telah melampaui semua ekspektasi.
Smartphone ini mampu mengungguli pesaing terdekatnya, Oppo Find X6 Pro dan Honor Magic 5 Pro, dan meraih posisi teratas pada benchmark kamera DxOMark.
Sesuai sistem penilaian DxOMark, P60 Pro mencapai skor luar biasa dengan 159 poin untuk foto, 80 untuk bidikan bokeh, dan 75 untuk pratinjau.
Selain itu, kamera ini memperoleh 158 poin untuk zoom dan 147 poin untuk video, menunjukkan keserbagunaannya yang luar biasa sebagai ponsel kamera.
P60 Pro memiliki layar OLED 120Hz quad-curved yang cantik. Beratnya hanya 200g, lebih ringan dibandingkan smartphone premium lainnya. Alhasil, P60 Pro adalah ponsel yang sangat nyaman untuk dipegang.
Daya tahan baterai luar biasa seperti selalu menjadi kelebihan ponsel Huawei, termasuk P60 Pro. Namun sayangnya, P60 Pro memang memiliki beberapa keterbatasan.
Seperti varian-varian sebelumnya, sanski AS membuat P60 Pro tidak dapat menjalankan aplikasi inti Google, dan juga tidak dapat menggunakan jaringan 5G.
Meski tanpa dukungan android Google, P60 Pro yang kini dipersenjatai sistem kamera XMAGE, tetap merupakan masterpiece yang sulit ditandingi smartphone lain di kelasnya. Hal itu menunjukkan betapa Huawei bukan vendor “kaleng-kaleng”.
Baca Juga: Huawei P60 Pro: Masterpiece yang Tak Bisa Mengulang Keberhasilan P20 Pro