Selular.ID – Sejak era digital dimulai, mayoritas kita membawa PC saku dalam bentuk smartphone dan senantiasa terhubung online.
Meskipun hal itu tentu saja memiliki kelebihan, salah satu kelemahan terbesarnya — berkat kebangkitan AI — adalah disinformasi.
Apa yang mungkin dimulai sebagai lelucon kecil atau white lie (kebohongan) bisa tumbuh menjadi monster yang sulit untuk dilawan.
Tetapi sebagai manusia, kita pandai mengatur berbagai hal. Jadi, lembaga seperti UE melangkah dengan mengeluarkan Kode Praktik melawan disinformasi sebagai alat pengaturan mandiri bagi mereka, seperti platform media sosial.
Tapi apa yang terjadi jika salah satu pemain terbesar seperti Twitter langsung meninggalkan pakta tersebut?
Twitter leaves EU voluntary Code of Practice against disinformation.
But obligations remain. You can run but you can’t hide.
Beyond voluntary commitments, fighting disinformation will be legal obligation under #DSA as of August 25.
Our teams will be ready for enforcement.
— Thierry Breton (@ThierryBreton) May 26, 2023
Baca Juga: Gerak Cepat! Google Dan UE Buat UU Tentang AI
Tweet dari Komisaris Uni Eropa Thierry Breton menyatakan, “Anda dapat kabur, tetapi Anda tidak dapat bersembunyi”.
Tweet tersebut pertama kali ditemukan oleh TechCrunch dan mempunyai makna bahwa meskipun Twitter telah secara resmi keluar dari Pakta, itu tidak menghapus kewajibannya terhadapnya.
Seperti yang dirinci Engadget, bagian penting dari cerita ini adalah Twitter menandatangani pakta UE sebelum pengambilalihan Musk tahun lalu.
Tapi inilah masalahnya: meskipun UE tidak dapat memaksa Anda untuk bergabung dengan pakta tersebut, UE dapat menghukum Anda karena meninggalkannya.
Baca Juga: Operator Selular Lirik Potensi Metaverse di Smart Industry
Hal ini dapat menyebabkan denda hingga 10% dari omset tahunan global Twitter untuk pelanggaran dengan tambahan 20% untuk kejadian berulang karena tidak mematuhi perjanjian.
Dan dari kelihatannya, Breton tentu saja melihat denda ini sebagai bagian dari kemungkinan masa depan Twitter.
Tentu saja, belum ada yang final.
Mengingat Twitter adalah salah satu platform online terbesar — dan yang pertama keluar dari pakta — akan menarik untuk melihat bagaimana kelanjutannya.
Sampai sekarang, Musk belum mengomentari situasi ini.
Baca Juga: Aturan Anti-Monopoli China, Menargetkan Perusahaan Teknologi