Salah Membaca Selera Konsumen, Bikin Xiaomi Boncos

xiaomi

Selular.ID – Xiaomi terpaksa merombak strateginya di India setelah salah menilai selera konsumen ponsel di negeri Sharukh Khan itu.

Kesalahan mahal yang dilakukan Xiaomi, memungkinkan Samsung mengungguli perusahaan China itu ke posisi teratas di pasar ponsel terbesar kedua di dunia.

Sebelumnya, sejak 2018 Xiaomi telah menjadi pemimpin pasar ponsel di India menjungkalkan Samsung. Padahal posisi tersebut telah disandang vendor asal negeri ginseng itu sejak 2012.

Diketahui, di tengah persaingan ketat antar vendor, Xiaomi tetap memilih fokus pada segmen ponsel di bawah 10.000 rupee ($ 120).

Namun konsumen India kini bersedia membayar lebih untuk model menengah ke atas (mid to high end) yang menawarkan fitur lebih baik dibandingkan smartphone entry level.

Sebaliknya sejak beberapa tahun terakhir, Samsung meluncurkan produk untuk memenuhi aspirasi tersebut dan menawarkan skema pembiayaan inovatif yang membuatnya terjangkau bagi kebanyakan orang.

Langkah tersebut telah membantu raksasa Korea Selatan itu, merebut kepemimpinan pasar ponsel kompetitif India dari Xiaomi.

Data dari Counterpoint Research yang berbasis di Hong Kong menunjukkan, Samsung memiliki pangsa pasar 20% untuk kuartal terakhir 2022 dibandingkan Xiaomi yang hanya menggenggam 18%.

“Pasar India sedang menyaksikan tren ‘premiumisasi’. (Tapi) Xiaomi terlihat kurang siap untuk peralihan dengan portofolio ponsel murah,” kata Tarun Pathak, Direktur Riset Counterpoint.

Baca Juga: Gara-gara Premiumisasi, Xiaomi Terjungkal di India

Menurut Counterpoint Research, dua tahun lalu segmen di bawah Rp1,8 juta di India menyumbang 41% dari total penjualan smartphone. Namun sekarang, pangsa tersebut turun menjadi 26%.

Sebaliknya, segmen premium (di atas Rp5,5 juta) mengalami pertumbuhan dua kali lipat sebesar 11%. Menandakan orang India sekarang memiliki lebih banyak pendapatan dan mengincar handset yang lebih mahal.

Itulah alasan utama Samsung menyalip Xiaomi, karena perusahaan berfokus pada perangkat ramah anggaran, sementara Samsung bertaruh pada model kelas menengah hingga kelas atas.

Melonggarnya cengkeraman Xiaomi pada 626 juta pengguna ponsel pintar India – terbesar kedua setelah China – menunjukkan bagaimana vendor ponsel yang berbasis di Beijing itu, gagal memenuhi perubahan preferensi konsumen dalam ekonomi yang tumbuh cepat dengan pendapatan yang meningkat.

Tanda-tanda kebangkitan Samsung di India, sejatinya telah tercermin saat musim perayaan di India pada Oktober tahun lalu.

Melansir Gizmochina, Rabu (12/10/2022), pada perayaan tersebut, Samsung memimpin dan mengalahkan persaingannya dengan jutaan unit ponsel yang terjual.

Laporan Strategy Analytics menunjukkan raksasa teknologi yang berbasis di Seoul itu, sukses menggamit 26 persen dari semua penjualan selama musim perayaan.

Periode ini berkisar dari 23 hingga 30 September 2022. Selama ini, Samsung menjual lebih dari 3,3 juta smartphone.

Laporan tersebut menyatakan bahwa model smartphone premium seperti Galaxy S21 FE, Galaxy S22 Ultra, Galaxy S22 Plus, dan Z Flip 3 mengalami penjualan yang kuat berkat harga dan diskon yang agresif.

Baca Juga: Xiaomi Akan Mulai Produksi Massal Mobilnya Tahun Depan

Harga Murah Tak Selalu Menjadi Pilihan Konsumen

Seiring dengan peningkatan ekonomi, masyarakat India kini mulai lebih banyak mengkonsumsi produk-produk yang memiliki kualitas lebih baik, tidak semata harga murah.

Beberapa kasus menunjukkan, perubahan selera itu memakan korban. Paling terkenal terjadi pada produsen mobil lokal Tata Motors.

Diketahui Tata Motors hanya membandrol 100.000 rupee ($ 1.200) untuk varian Nano, yang disebut sebagai mobil termurah di dunia. Namun yang terjadi, Nano dijauhi oleh konsumen karena mengaitkan label harga rendah dengan kualitas yang juga rendah.

Dorongan orang India untuk ponsel yang lebih mahal untuk menonton video dan konten lainnya juga akan menguntungkan penyedia aplikasi media sosial seperti Meta dan pembuat iPhone Apple.

Apple sejauh ini memiliki pangsa pasar kecil di pasar India, karena satu-satunya fokus pada ponsel kelas atas, dengan harga dari $ 605 hingga $ 2.304.

Menurut Counterpoint, pangsa pasar ponsel di bawah $120 di India turun menjadi 26% pada 2022 dari 41% dua tahun lalu.

Kondisi itu berkebalikan dengan pangsa ponsel premium – dengan harga di atas 30.000 ($360) – mengalami peningkatan dua kali lipat menjadi 11% pada periode yang sama.

Xiaomi dan Samsung sama-sama menganggap India sebagai pasar pertumbuhan utama, dengan smartphone sebagai perangkat elektronik terlaris mereka.

Reuters melaporkan, Xiaomi  mencatat total pendapatan $4,8 miliar pada 2021-22 di India, sementara Samsung meraih penjualan $10,3 miliar, di mana $6,7 miliar berasal dari smartphone.

Anjloknya pangsa pasar Xiaomi yang berujung kehilangan posisi puncak, menjadi pukulan baru baru bagi vendor yang didirikan oleh Lei Jun itu.

Pasalnya sejak pertengahan tahun lalu, Xiaomi menghadapi bola panas di India. Sebanyak lima eksekutif senior telah pergi di tengah meningkatnya pengawasan otoritas setempat, menyusul ketegangan yang membekukan hubungan China – India.

Vendor yang identik dengan warna jingga itu, memiliki $674 juta dari dananya yang dibekukan oleh badan kejahatan keuangan negara tersebut atas dugaan pengiriman uang ilegal ke entitas asing. Namun semua tuduhan telah dibantah oleh Xiaomi.

Baca Juga: 18 Ponsel Xiaomi yang Terima MIUI 14 Bulan Depan, Ada Redmi Note 10 Pro dan Redmi 10 5G