Selular.ID – Baru saja Facebook anak perusahaan dari Meta membeberkan fokus nya kepada salah satunya teknologi AI, tapi apakah dengan keberadaannya ini membuat Metaverse yang menjadi pelopor dunia virtual dari Meta terlupakan?
Sebelumnya Pieter Lydian selaku Country Managing Director untuk Meta Indonesia mengumumkan ada 3 prioritas Facebook untuk pengguna di Indonesia.
Yakni diantaranya, pertama Pemanfaatan Artificial Intelligence atau lebih di kenal AI, kedua dari Kreator, dan ketiga itu Messaging atau layanan pesanan.
Baca disini :Â 3 Pilar Utama Serta Strategi Facebook Saat Ini
Seperti terlupa memang Metaverse ialah pertama kali di gaungkan kembali oleh Meta sebagai induk perusahaan teknologi yang menaungi Facebook, Instagram, WhatsApp ini ingin membuat dunia virtualnya sendiri.
Namun apakah benar jika pemanfaatan AI ini, membuat seolah-olah melupakan Metaverse yang di idam-idamkan perusahaan tersebut.
Dijelaskan oleh Pieter “Yang pertama kalo kita lihat konstruksi nya AI itu adalah sebuah mesin learning yang luar biasa besar, use case nya untuk saat ini dipakai discovery, karena bertujuan memperkuat platform kita.”
“Dan Metaverse itu adalah sesuatu yang kita dorong untuk 5 atau bahkan 10 tahun kedepan dari saat ini, perjalanan menuju Metaverse itu diperlukan banyak komponen yang harus padu.” Lanjutnya Pieter.
Pieter menjelaskan Kembali mengenal konteks Metaverse itu ialah bukan sekedar AR atau VR, intinya bahwa kedepannya mungkin akan ada teknologi teknologi terapan yang lain.
“Kalau dilihat dari sisi situ banyak yang harus kita dorong, nah salah satunya kreator, perjalanan kedua untuk mencapai Metaverse itu dilihat dari sisi bandwidth, bandwidth nya itu bergerak.”
“Kalau kita melihat dari sisi piranti nya atau perangkat, kita banyak melihat banyak pemain yang masuk, ini adalah salah satu kemajuan.” Kata Pieter.
Namun meskipun begitu, Pieter sedikit meragukan atau bahkan terjadinya kegagalan apabila metaverse ini hanya meta yang bermain.
“Karena Metaverse itu harus didorong bersama-sama oleh semua pelaku industri, dan kalau yang mendorong Metaverse dan membuat perangkat ini hanya meta, saya khawatir ini akan gagal.” Imbuhnya.
Jadi dapat disimpulkan kalau ada pemain lain yang masuk itu adalah indikasi yang bagus sekali keberlangsungan Metaverse, dan sampai saat ini metaverse tidak di lupakan.
Baca juga:Â Kembangkan Ekosistem Metaverse, metaNesia Hadirkan Pembelajaran Interaktif Secara Virtual