Selular.ID – Desas-desus mulai mendera bisnis otomotif Huawei.
Perusahaan dikabarkan telah berpisah dari Seres, mitra manufakturnya, dan ingin membangun pabrik mobilnya sendiri untuk mobil listrik bermerek Huawei.
CEO Huawei, Richard Yu, menyangkal semua rumor dan membela model dan strategi bisnis Huawei saat ini.
Dia memastikan tidak ada perpecahan antara mitra dan Huawei tidak memiliki rencana untuk memproduksi kendaraannya sendiri.
Baca Juga:Â Ambisi Huawei di Bisnis Mobil Listrik, Terkendala Krisis Pasokan Chip
Berbeda dengan Xiaomi, Huawei memutuskan untuk mendekati bisnis mobil secara lebih konservatif.
Perusahaan memiliki pendekatan tiga cabang. Pertama sebagai produsen suku cadang mobil, menyediakan rangkaian perangkat lunak Huawei Inside untuk pembuat mobil dan melalui program Smart Selection-nya, perusahaan terlibat dalam pengembangan dan penjualan kendaraan.
Perusahaan tidak memproduksi mobil sendiri dan menurut Yu, tidak ada niat untuk melakukannya.
Yu menegaskan Huawei tidak memiliki lini produksi mobil maupun personel yang memenuhi syarat untuk menyiapkannya, perusahaan hanya berfokus pada penyediaan perangkat lunak, desain, dan solusi kontrol kualitas.
Seres adalah perusahaan pertama yang bermitra dengan Huawei melalui program Smart Selection.
Menurut Yu, Seres diuntungkan dengan peningkatan kualitas kendaraan, peningkatan penjualan, dan peningkatan reputasi sebagai merek.
Baca Juga:Â Kunci Digital Dari Huawei Untuk Smart Car Pertama di Dunia, Apa Kelebihannya?
Artikel mulai muncul di pers lokal China yang menyatakan Huawei menarik tim R&D-nya dari Seres, sedang mencari pabrik baru, dan bahkan mengganti logo AITO dengan Huawei.
Semua itu tidak benar menurut Richard Yu.
Faktanya, Huawei meningkatkan investasi di Seres dan masih berencana untuk menjual AITO M5, M7, dan M5 EV melalui ruang pamernya.
Perusahaan memiliki lebih dari 5.000 toko pengalaman dengan tambahan 60.000 gerai ritel.
Perusahaan telah menghabiskan dua tahun terakhir mempersiapkan staf penjualannya untuk menjual mobil.
Menariknya, Huawei berencana untuk mengkonsolidasikan jaringan showroomnya daripada memperluasnya.
Perusahaan memahami bahwa menjual mobil sangat berbeda dan daripada menambah outlet secara membabi buta, perusahaan akan fokus untuk memperkaya pengalaman penjualannya.
Huawei menjanjikan divisi mobil pintarnya akan menguntungkan pada akhir tahun 2025, namun untuk mencapainya, mereka harus menjual lebih dari 1 juta mobil bersama mitranya.
Perusahaan tidak berniat menjual mobil di bawah RMB 200.000 (setara Rp440 juta) dan akan fokus pada kendaraan kelas atas.
Baca Juga:Â Huawei Investasi USD 1 Miliar untuk Pengembangan Mobil Listrik dan Otonom