Selular.ID – Penelitian terbaru dari tim Ericsson Mobility Report mengungkap bukti yang menggembirakan bagi penyedia layanan komunikasi di seluruh dunia dengan mengidentifikasi korelasi antara penggunaan 5G dan pertumbuhan pendapatan.
Meratakan pendapatan telah menjadi tantangan bagi penyedia layanan di seluruh belahan dunia.
Tantangan tersebut sering memengaruhi keputusan investasi jaringan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan bisnis mereka. Hal ini dikenal sebagai ‘monetisasi’ di industri.
Edisi khusus dari Ericsson Mobility Report, yang dinamakan Business Review edition, membahas peluang monetisasi ini karena berkaitan dengan 5G.
Laporan tersebut menyoroti tren pertumbuhan pendapatan yang positif sejak awal tahun 2020 di 20 market teratas 5G yang berkorelasi dengan peningkatan penetrasi langganan 5G di pasar ini.
Termasuk diantaranya adalah Australia, Bahrain, Tiongkok, Denmark, Finlandia, Hong Kong, Irlandia, Jepang, Kuwait, Monako, Norwegia, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, UEA, Inggris, dan AS.
Baca Juga: Ericsson Prediksi Langganan 5G Akan Raih Lebih dari 1 Milliar Pada Akhir 2022
Fredrik Jejdling, Executive Vice President dan Head of Networks, Ericsson, mengatakan:
“Hubungan antara serapan 5G dan pertumbuhan pendapatan di 20 market teratas 5G menegaskan bahwa 5G tidak hanya merupakan game changer, tetapi juga bermanfaat bagi pengguna awal.”
“Kabar gembiranya adalah meskipun 5G masih berada pada fase yang relatif awal, 5G berkembang pesat dengan use cases awal yang terbukti memiliki peluang yang jelas menuju use cases jangka menengah dan panjang,” lanjutnya.
Baca Juga: IOH dan Ericsson Sepakat Selesaikan Integrasi Jaringan Jabodetabek
Seperti yang sudah diduga, lanjut Jejdling, Enhanced Mobile Broadband (eMBB) adalah use cases awal yang utama untuk 5G, didorong oleh peningkatan jangkauan geografis dan penawaran yang berbeda.
Lebih dari satu miliar langganan 5G yang saat ini aktif di sekitar 230 jaringan komersial langsung secara global.
5G eMBB menawarkan peluang pendapatan tercepat untuk 5G, karena merupakan perpanjangan dari bisnis penyedia layanan yang sudah ada, dengan mengandalkan model dan proses bisnis yang sama.
Bahkan, di 20 market teratas 5G, sekitar 80 persen konsumen belum beralih ke langganan 5G – salah satu petunjuk dari potensi pertumbuhan pendapatan.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun 2022, Ericsson Optimis Pengguna 5G di ASEAN dan Oseania Tembus 30 juta
Halaman berikutnya
FWA adalah use cases awal terbesar kedua 5G