Empat Perubahan yang Terjadi di Industri Telekomunikasi Tahun 2023

Indosat Gandeng Artajasa dan PLN Icon Plus, Untuk Layanan Telekomunikasi Digital
Indosat Gandeng Artajasa dan PLN Icon Plus, Untuk Layanan Telekomunikasi Digital

Selular.ID – Ada empat perubahan yang bakal terjadi dalam industri telekomunikasi pada tahun 2023 ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Enterprise, ASEAN, Amazon Web Services (AWS), Vikram Rao.

Vikram Rao menyebut seperti halnya dua tahun sebelumnya, 2023 akan menjadi tahun yang penuh dengan angin haluan dan perubahan.

“Kita memang tak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, tapi khusus di sektor telekomunikasi, ada sejumlah tren yang perkirakan akan muncul,” kata Vikram Rao kepada Selular, Rabu (1/2/2023).

Berikut empat tantangan maupun perubahan yang bakal terjadi dalam industri telekomunikasi pada tahun 2023 menurut Vikram Rao.

Head of Enterprise, ASEAN, Amazon Web Services (AWS), Vikram Rao.
Head of Enterprise, ASEAN, Amazon Web Services (AWS), Vikram Rao.
1. Penekanan lebih besar pada data

Perusahaan telekomunikasi seperti T-Mobile, Globe Telecom dari Filipina, dan perusahaan berbasis di Kawasan Nordik Telia sudah memulai pemanfaatan data dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dan automatisasi kampanye iklan.

Tapi, masih ada begitu banyak potensi yang belum dijelajahi di industri ini.

“Dengan tak lagi berlakunya cookies pihak ketiga, sumber-sumber data pihak pertama akan menjadi lebih berharga, asalkan diatur dengan mengutamakan kepentingan pelanggan,” kata Vikram Rao.

Perusahaan telekomunikasi memiliki begitu banyak data, tetapi sebagian besar terpencar-pencar dan terkurung.

Misalnya, data operasional disimpan di beberapa sistem teknologi lama, seperti 3G atau 4G, maupun platform-platform, termasuk sistem dukungan operasional (OSS) dan sistem dukungan bisnis (BSS).

Selain itu, banyak ISV di seluruh rantai nilai telekomunikasi menyimpan data mereka sendiri di dalam walled garden, sehingga mempersulit konsolidasi, pengaturan, dan berbagi data di seluruh organisasi.

Arsitektur data mesh dapat membantu membebaskan data telekomunikasi.

Data mesh mengatur agar setiap kumpulan data yang digerakkan oleh domain diperlakukan sebagai sebuah produk dan dimiliki oleh tim-tim yang sangat memahami data tersebut.

Data kemudian dibagikan ke katalog terpusat yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan hasil bisnis transformasional.

Data mesh juga memastikan bahwa di setiap lini bisnis tersedia alat yang tepat untuk pekerjaan tersebut.

“Sebagai contoh, dengan data mesh, ilmuwan non-data mampu membangun, melatih, dan menerapkan model pembelajaran mesin (ML), mendorong adopsi ML di seluruh organisasi, yang akan memacu inovasi serta memperkaya pengalaman pelanggan,” ujarnya.

Baca juga: DCI Indonesia Bakal Bangun Data Center di Bintan, Ingin Saingi Singapura?

2. Keberlanjutan (sustainability) dan biaya energi menjadi prioritas utama

Dengan meningkatnya biaya energi, pemangkasan konsumsi energi dan peningkatan sustainability akan menjadi prioritas utama, dibantu dengan sejumlah pendekatan yang didorong data.

Industri telekomunikasi global menghasilkan 2,6% dari total emisi karbon dioksida (CO2) dunia di tahun 2020—mengutip laporan dari Asosiasi Operator Jaringan Telekomunikasi Eropa, ini lebih besar dari kontribusi industri penerbangtan.

Menurut GSMA Intelligence, konsumsi energi merupakan 15-40% pengeluaran operasional bisnis telekomunikasi dari tahun 2021, dan angka ini diperkirakan akan meningkat.

Bagi operator jaringan seluler, sebagian besar konsumsi energi tersebut (60-75%) diperuntukkan bagi jaringan akses radio atau RAN.

Beban lalu lintas data tidak berjalan terus menerus, artinya berbagai bagian RAN dapat sekejap dialihkan ke mode tidur, bahkan dalam periode lalu lintas puncak, guna mengurangi konsumsi energi.

Sebagai contoh, sebuah operator jaringan seluler di Australia dapat memangkas konsumsi daya lebih dari 7% hanya dengan mematikan simbol penguat daya di satu lokasi, tanpa mengakibatkan penurunan layanan apa pun.

Dengan menggunakan aplikasi data dan AI/ML, perusahaan telekomunikasi dapat menggunakan layanan cerdas untuk memantau dan mengotomatiskan proses ini.

Migrasi ke cloud memungkinkan penghematan energi lebih jauh. Berbagai studi yang dilakukan oleh lembaga analis internasional 451 Research, yang merupakan bagian dari S&P Global Intelligence, menemukan bahwa dengan memindahkan beban kerja on-premise ke AWS, operator dapat mengurangi jejak karbon beban kerja sebesar hampir 80%.

“Kami melihat bisnis telekomunikasi sudah banyak menerapkan cloud, contohnya XL Axiata dan Telkomsel,” kata Vikram Rao.

“Selain itu, inovasi prosesor pada inti teknologi 5G memungkinkan penghematan energi. Di Jepang, misalnya, NTT DOMOCO dan NEC berhasil memangkas konsumsi energi sebesar rata-rata 72% dibandingkan dengan penggunaan prosesor sebelumnya x86,” imbuhnya.

Baca juga: Terungkap Sosok Gregorius Aleks Plate yang Gunakan Anggaran BAKTI Kominfo untuk Keluar Negeri

3. Lebih banyak kerja sama mendorong pertumbuhan ekosistem 5G seiring dengan matangnya jaringan

Selama beberapa tahun terakhir, kita dijanjikan bahwa 5G akan meningkatkan pendapatan – tapi kita belum melihat adanya keuntungan tak terduga tersebut. Tahun 2023 akan menjadi titik balik yang kita tunggu-tunggu.

Beberapa laporan berbeda yang dirilis GSMA menyebutkan bahwa setiap operator besar di AS telah menggelar layanan 5G dengan jangkauan nasional. Di Eropa, 34 dari 50 negara Eropa telah mengoperasikan jaringan 5G, ditambah 14 negara di kawasan Asia Pasifik. Perangkat juga turut menyesuaikan: ponsel pintar keluaran beberapa tahun terakhir telah mendukung 5G.

Maka hambatan terakhir untuk optimalisasi potensi 5G adalah ekosistem – kemitraan lintas industri dan lintas fungsi yang diperlukan untuk menciptakan berbagai layanan 5G serta mengatasi berbagai hambatan untuk membangun dan mengelola jaringan 5G.

Jaringan nirkabel pribadi menawarkan manfaat luar biasa dari 5G untuk penggunaan industri. IDC memperkirakan bahwa TAM untuk LTE/5G nirkabel pribadi akan mencapai $8,3 Miliar di tahun 2026. Sayangnya adopsi terjadi lebih lambat dari perkiraan, sebagian karena tingginya biaya dan kerumitan perencanaan, pembangunan, operasional dan pengelolaan jaringan pribadi. Di 2023, kami berharap lebih banyak perusahaan telekomunikasi akan menjalin kemitraan guna mendorong adopsi 5G, seperti kemitraan Verizon dengan Vodafone untuk akselerasi komputasi edge.

4. Transformasi di dalam industri telekomunikasi sendiri

Tren keempat di tahun 2023 adalah akselerasi evolusi industri telekomunikasi menjadi “tech-cos”, yakni transformasi hubungan industri telekomunikasi dengan pelanggan mereka secara cara mereka beroperasi untuk mengeksplorasi sumber pendapatan baru.

Ada dua bagian dalam pergeseran ini.

Pertama, perusahaan telekomunikasi perlu bergeser dari operasional sebagai penyedia konektivitas, menjadi penyedia layanan digital, dengan memanfaatkan jaringan mereka guna memperkaya hubungan dengan pelanggan. Sebagai contoh, SK Telecom dari Korea Selatan mentransformasi diri menjadi sebuah perusahaan AI. Sementara, Swisscom asal Swiss memperluas nilai yang ditawarkan pada pelanggan dengan cara melatih karyawan bagian teknis dan komersial untuk dapat memberi saran dan konsultasi bagi pelanggan dalam perjalanan cloud mereka.

Kedua, perusahaan telekomunikasi perlu memindahkan operasional agar dapat menggunakan jaringan mereka sebagai platform. Pendekatan ini akan menciptakan cara baru untuk monetisasi pembangunan jaringan mereka dan menjalankan MVNO baru dalam hitungan hari, yang juga dapat beroperasi secara menguntungkan dengan hanya 10.000 pelanggan.

Menerima keempat tren ini tidak akan mudah, karena membutuhkan peningkatan keterampilan dan pelatihan untuk staf dan, yang lebih penting, komitmen dari pimpinan. Akan tetapi, perusahaan telekomunikasi yang melakukan perubahan akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mencapai pertumbuhan baru dan beradaptasi dengan berbagai inovasi baru.

“Saya berharap tahun 2023 menjadi tahun transformasi besar-besaran, dan saya berharap dapat bermitra erat dengan perusahaan telekomunikasi untuk membantu mereka mewujudkan masa depan ini,” tutup Vikram Rao.