Demi Mengejar Bisnis Baru, Nokia Tinggalkan Logo Lama

logo baru nokia

Selular.ID – Menjelang perhelatan Mobile World Congres (MWC) di Barcelona, Nokia pada Minggu (26/2), mengumumkan rencana untuk mengubah identitas mereknya.

Ini adalah kali pertama vendor asal Finlandia itu, mengubah logo dalam hampir 60 tahun. Logo baru yang tak lagi dominan warna biru, mencerminkan transformasi vendor peralatan telekomunikasi itu, yang kini semakin berfokus pada pertumbuhan agresif di bidang-bidang baru.

Logo baru terdiri dari lima bentuk berbeda yang membentuk kata NOKIA. Warna biru ikonik dari logo lama telah dihilangkan untuk berbagai warna tergantung penggunaan.

“Ada asosiasi untuk smartphone dan saat ini kami adalah perusahaan teknologi bisnis,” kata CEO Nokia Pekka Lundmark.

Setelah mengambil alih pekerjaan dari Rajiv Suri, CEO sebelumnya pada 2020, Lundmark harus bekerja keras membalikkan posisi Nokia yang tengah jeblok.

Tengok saja pada pada 2018 Nokia menelan kerugian € 549 juta. Begitu pun pada tahun fiskal 2017, Nokia mencatatkan rugi bersih sebesar 1,49 miliar euro atau setara US$1,8 miliar. Kerugian ini naik dua kali lipat dari tahun 2016 dimana perusahaan mencatatkan rugi bersih 751 juta euro.

Demi mengubah kinerja Nokia, Mantan CEO Fortum, perusahaan listrik negara itu, menetapkan strategi dengan tiga tahap: reset, akselerasi, dan skala. Dengan tahap reset sekarang selesai, Lundmark mengatakan tahap kedua dimulai.

Saat ini Nokia masih mengembangkan bisnis penyedia layanannya, di mana ia menjual peralatan ke perusahaan telekomunikasi, namun fokus utamanya sekarang adalah menjual peralatan ke bisnis lain.

Baca Juga: Sukses Turn Around, Pekka Lundmark Pacu Terus Kinerja Nokia

“Kami memiliki pertumbuhan 21% yang sangat baik tahun lalu di perusahaan, yang saat ini sekitar 8% dari penjualan kami, (atau) kira-kira 2 miliar euro ($2,11 miliar),” kata Lundmark. “Kami ingin menjadikannya dua digit secepat mungkin.”

Perusahaan teknologi besar telah bermitra dengan pembuat peralatan telekomunikasi seperti Nokia untuk menjual jaringan dan peralatan 5G pribadi untuk pabrik otomatis kepada pelanggan, sebagian besar di sektor manufaktur.

Nokia berencana meninjau jalur pertumbuhan berbagai bisnisnya dan mempertimbangkan alternatif, termasuk divestasi.

Pekka Lundmark

“Sinyalnya sangat jelas. Kami hanya ingin berada di bisnis di mana kami dapat melihat kepemimpinan global,” kata Lundmark.

Langkah Nokia menuju otomatisasi pabrik dan pusat data juga akan membuat mereka bersaing dengan perusahaan teknologi besar, seperti Microsoft dan Amazon.

“Akan ada berbagai jenis kasus, terkadang mereka akan menjadi mitra kami, terkadang mereka bisa menjadi pelanggan kami, dan saya yakin akan ada juga situasi di mana mereka akan menjadi pesaing.”

Saat ini pasar untuk menjual peralatan telekomunikasi berada di bawah tekanan dengan lingkungan makro yang mengurangi permintaan dari pasar dengan margin tinggi seperti Amerika Utara, digantikan oleh pertumbuhan di India dengan margin rendah, mendorong pesaingnya Ericsson untuk memberhentikan 8.500 karyawan.

“India adalah pasar kami dengan pertumbuhan tercepat yang memiliki margin lebih rendah – ini adalah perubahan struktural,” kata Lundmark, seraya menambahkan bahwa Nokia mengharapkan Amerika Utara menjadi lebih kuat pada paruh kedua tahun ini.

Lundamark sendiri pantas berbangga. Karena tiga tahun menukangi Nokia, ia sukses mengembalikkan kinerja perusahaan yang sebelumnya babak belur.

Vendor yang berbasis di Oslo itu, mampu membukukan peningkatan pendapatan pada Q4 2022, didukung oleh keuntungan pada seluruh lini bisnisnya.

Baca Juga: Bawa Nokia Keluar Dari Krisis, Pekka Lundmark Buktikan Tangan Dinginnya

Tercatat sepanjang Q4-2022, penjualan bersih Nokia tumbuh 16% tahun-ke-tahun menjadi €7,4 miliar, dengan unit infrastruktur jaringan tumbuh 14% karena percepatan jaringan optik dan IP.

Peningkatan pendapatan terbesar datang dari divisi teknologi, yang melesat hingga 82% sebagai “penerima lisensi jangka panjang menggunakan opsi”. Penjualan perusahaan juga melonjak, tumbuh 49%.

Dengan pertumbuhan yang kuat di berbagai lini bisnis itu, laba bersih Nokia terkerek naik. Tak tanggung-tanggung, meningkat 364% menjadi €3,2 miliar.

Lundmark memuji perusahaan karena berhasil “menavigasi tantangan geopolitik, ekonomi, dan pasokan” untuk menjalankan strateginya dan memberikan “kinerja setahun penuh yang kuat”.

Perubahan logo yang mencerminkan visi baru Nokia,  membuat Lundmark lebih optimis perusahaan yang dipimpinnya akan semakin berkembang.

Ia tidak ingin Nokia hanya berkutat pada pasar jaringan telekomunikasi yang selama bertahun-tahun menjadi lumbung pendapatan Nokia, namun juga teknologi bisnis yang ke depannya akan lebih menjanjikan.

Baca Juga: Bos Nokia Bicara Tentang Penetrasi 5G di Indonesia