Selular.ID – Tahun 2022 kemarin adalah tahun yang kelam dalam kasus pencurian data, dan tertinggi selama 6 tahun.
Laporan ini disampaikan oleh Identity Theft Resource Center (ITRC) yang memang secara rutin melaporkan selama 1 tahun tentang pencurian data.
Dari laporan tersebut secara signifikan lebih banyak data pengguna telah dicuri dalam kasus itu.
Dan terhitung selama enam tahun sekarang jumlah korban pencurian data telah meningkat, dan pada tahun 2022 kemarin adalah puncaknya
Dimana dilaporkan telah terjadi lonjakan hampir 42% dalam kasus pencurian data. Jika di kalkulasikan itu ada sebanyak perkiraan jumlah yang melampaui 422 juta.
Laporan tersebut membutuhkan waktu sejenak untuk mencatat kurangnya detail dalam banyak laporan dari perusahaan tertentu, tanpa menunjuk ke arah tertentu.
Diikuti oleh Phishing dan Ransomware. Hanya 34% dari serangan yang dilaporkan dijelaskan dengan benar.
Baca juga : Tips Buat Password Yang Kuat, Agar Tidak Mudah Dibajak Hacker
CEO ITRC, Eva Velasquez, menyebut kekhawatiran yang berkembang ini sebagai “penipuan”. Dari sudut pandangnya, kurangnya detail yang dilaporkan mencegah bisnis dan pemerintah membuat keputusan yang tepat terkait pencegahan pencurian data di masa mendatang.
Pelanggaran terbesar tahun 2022 sejauh ini adalah dari Twitter. Itu berkontribusi dengan 221 juta korban pencurian data, yang setara dengan 47% dari total jumlah yang dilaporkan.
Anggota lain dari daftar lima teratas dalam kalangan orang penting adalah: Neopets, AT&T, Cash App, dan Beetle Eye.
Dalam kebanyakan kasus, data yang dicuri terbatas pada nama pengguna dan nomor jaminan sosial, tetapi dalam kasus lain diperluas, informasi pengenal pribadi, yang dapat digunakan seseorang untuk mengidentifikasi atau menyamar.
Dan di tahun 2023 ini setidaknya kata sandi yang kuat dan otentikasi dua faktor (2FA) menjadi yang terpenting.
Dan mengingat tren seperti ini, bisa dibilang itu tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Baca juga : WhatsApp Kena Sanksi Denda Rp90 Miliar Karena Terkait Data Pribadi Pengguna