Selular.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo mengungkap bakal memasang target untuk groundbreaking pusat data nasional (PDN) pertama di Bekasi, Jawa Barat, pada 2022.
Sekedar informasi pemerintah juga tengah merencanakan pembangunan PDN di empat wilayah lainnya, selain di Bekasi, Jawa Barat ada juga di Batam (Provinsi Kepulauan Riau), Ibukota Negara Baru di Penajam Paser Utara (Provinsi Kalimantan Timur), dan Labuan Bajo (Provinsi Nusa Tenggara Timur).
“Saat ini proses tendernya sudah atau sedang berjalan adalah PDN pertama di Bekasi. Dan kita harapkan akhir tahun 2023 target pemerintah untuk PDN pertama bisa beroperasi di Bekasi,” kata Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi.
Baca juga: Hanya 3 Persen Pusat Data Pemerintah yang Memenuhi Standar Global
Lebih lanjut ia menjabarkan tahap konsolidasi dan persiapan untuk lelang akan dilakukan pada 2022, sementara tahap pembangunan diperkirakan bakal berjalan pada kuartal ketiga dan keempat 2022 serta kuartal pertama hingga keempat 2023. Dan ditargetkan beroperasi penuh di akhir 2023 mendatang di Bekasi.
Lalu PDN nanti bakal dimanfaatkan untuk penyimpanan data pemerintah pusat dan daerah yang hingga akhir tahun ini berjumlah 223 instansi. Dan saat ini kominfo sedang mematangkan tahapan pra-pembangunan PDN di samping mengoperasikan pusat data nasional sementara (PDNS).
“Saat ini PDNS telah memfasilitasi penyimpanan data bagi beberapa aplikasi untuk penanganan COVID-19, seperti Peduli Lindungi, Silacak, dan Pcare,” ujar dia.
Dilain kesempatan, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif, dalam keteranganya yang disampaikan oleh Selular, Indonesia memiliki kesempatan sebagai penyedia pusat data di lingkup Asia. Alasan utama mengapa Indonesia memiliki potensi tersebut ialah salah satunya soal pasokan listrik yang memadai.
Baca juga: Potensi Besar Indonesia Menjadi Hub Pusat Data Asia, Ini Alasannya
“Seperti yang kita ketahui, di negara-negara lain sulit karena ada keterbatasan pasokan listrik, karena tak dipungkiri data center itu erat kaitanya dengan kesiapan listrik. Nah, pemerintah yang memiliki rencana untuk membangun 4 Pusat Data Nasional dengan kapasitas luar biasa akan terlaksana,” kata Anang.
Dan kekuatan data center ini nantinya juga dilengkapi dengan dukungan jaringan yang sudah terintegrasi Palapa Ring, Palapa Ring extension. “Lalu didukung pula oleh Base Transceiver Station (BTS) yang kami bangun, dan diperkuat pula oleh Satelit Satria 2 dan 3, tentunya setelah persoalan infrastruktur dari hulu dan hilir itu rampung, akan menghantarkan kita pula menjadi salah satu syarat menjadi hub pusat data di asia,” tuturnya.
Sebagai catatan, menurut data Digital Economy Report 2019 UNCTAD memperkirakan pada 2022 lalu lintas data di dunia mencapai 150.700Gbps, naik sekitar 227 persen dibandingkan dengan 2017.
Lalu lintas data tersebut membutuhkan pangkalan data untuk mendukung layanan data. Centre for Energy Research & Technology diketahui kapasitas pangkalan data tersewa di Jakarta pada 2020 mencapai 41,2 megawatt (MW).
Data yang sama juga memprediksi pada 2025 kapasitas pangkalan data yang akan tersewa bakal mencapai 170,8 MW, naik 414,56 persen, peningkatan ini terjadi seiring dengan percepatan transformasi dan adopsi digital.