Potensi Besar Indonesia Menjadi Hub Pusat Data Asia, Ini Alasannya

Potensi Besar Indonesia Menjadi Hub Pusat Data Asia, Ini Alasannya

Jakarta, Selular.ID – Indonesia memiliki kesempatan sebagai penyedia pusat data di lingkup Asia yang luar biasa besar, dan saat ini pun pemerintah berencana membangun Pusat Data Nasional (PDN) di empat lokasi, yaitu Bekasi (Provinsi Jawa Barat), Batam (Provinsi Kepulauan Riau), Ibukota Negara Baru di Penajam Paser Utara (Provinsi Kalimantan Timur), dan Labuan Bajo (Provinsi Nusa Tenggara Timur).

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif, dalam keteranganya yang disampaikan oleh Selular menyebut alasan utama mengapa Indonesia memiliki potensi tersebut ialah salah satunya soal pasokan listrik yang memadai.

“Seperti yang kita ketahui, di negara-negara lain sulit karena ada keterbatasan pasokan listrik, karena tak dipungkiri data center itu erat kaitanya dengan kesiapan listrik. Nah, pemerintah yang memiliki rencana untuk membangun 4 Pusat Data Naisonal dengan kapasitas luar biasa akan terlaksana,” kata Anang.

Dan kekuatan data center ini nantinya juga dilengkapi dengan dukungan jaringan yang sudah terintegrasi Palapa Ring, Palapa Ring extension.

“Lalu didukung pula oleh Base Transceiver Station (BTS) yang kami bangun, dan diperkuat pula oleh Satelit Satria 2 dan 3, tentunya setelah persoalan infrastruktur dari hulu dan hilir itu rampung, akan menghantarkan kita pula menjadi salah satu syarat menjadi hub pusat data di asia,” sambungnya.

Tak dipungkiri peluang Indonesia untuk memasarkan pangkalan dan layanan data pada pusat data ke negara lain juga sangat terbuka lebar.

Hal ini didukung pula oleh letak geografis Indonesia yang strategis dan dekat dengan negara-negara pengguna teknologi tinggi seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan Australia.

Kemudian berdasarkan catatan Digital Economy Report 2019 UNCTAD memperkirakan pada 2022 lalu lintas data di dunia mencapai 150.700Gbps, naik sekitar 227 persen dibandingkan dengan 2017.

Lalu lintas data tersebut membutuhkan pangkalan data untuk mendukung layanan data. Centre for Energy Research & Technology diketahui kapasitas pangkalan data tersewa di Jakarta pada 2020 mencapai 41,2 megawatt (MW).

Data yang sama juga memprediksi pada 2025 kapasitas pangkalan data yang akan tersewa bakal mencapai 170,8 MW, naik 414,56 persen, peningkatan ini terjadi seiring dengan percepatan transformasi dan adopsi digital.