Adu murah ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pelanggan (customer base) sehingga diharapkan dapat menaikkan revenue.
Namun sayangnya strategi ini tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Pasalnya, yang terjadi di operator ternyata pelanggan bertambah dan trafik meningkat tetapi revenue tidak bertumbuh berbanding lurus dengan pertumbuhan trafik.
Lihat saja yang terjadi di Indosat Ooredoo. Saat ini jumlah pelanggannnya telah mencapai 90 juta, tetapi yield datanya turun drasti jika dibandingkan tahun lalu.
Pendapatan yield data Indosat Ooredoo di kuartal pertama 2017 sebesar Rp14.000 per gigabyte (GB). Sedangkan di periode yang sama tahun 2016 lalu pendatan yield datanya jauh lebih tinggi yakni sebesar Rp32.000 per GB.
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI mengatakan bahwa perang tarif ini merupakan perilaku tidak baik yang dilakukan oleh operator.
“Kalau perilaku, solusinya bukan regulasi melainkan sanksi sosial,” kata Rudiantara dalam seminar yang digelar oleh Indonesia Technology Forum di Jakarta (26/7/2017).
Sanksi sosial yang dimaksud adalah respon dari pelanggan, apakah akan menggunakan layanannya atau tidak.
Terkait permintaan pengaturan batas bawahbtarif data yang diminta oleh Indosat Ooredoo sebagai rwapon ataa terjadinya perang tarif ini Menteri yang akrab disapa Chief RA menyampaikan tidak akan menwntukan batas bawah ataupun batas atas.
“Selama jadi Menteri tidak akan saya keluarkan (aturan batas bawah),” tegasnya.