Alex menginginkan pemerintah dapat memberlakukan tarif bawah data, seperti halnya industri transportasi dan migas. Ia menegaskan, saat ini sudah waktunya bagi pemerintah membuat aturan tarif internet demi menyelamatkan industri selular yang terancam kolaps gara-gara penerapan tarif murah.
Sejauh ini, baru KPPU yang telah menyatakan sikap. Ketua KPPU Syarkawi Rauf menegaskan tarif bawah tidak sejalan prinsip persaingan yang sehat. Penetapan tarif bawah dapat menghambat usaha masing-masing operator untuk melakukan efisiensi, mengurangi biaya dan menurunkan tarif.
Operator pun berbeda pendapat terhadap usulan ini. Danny Buldansyah, Wakil Dirut Hutchinson Tri Indonesia (H3I) berpendapat ditetapkannya aturan batas bawah belum tentu dapat menyelesaikan masalah. Justru mungkin akan menimbulkan masalah baru.
“Misalnya operator ingin menawarkan produk baru dengan discount akan dianggap melanggar batas bawah. Biasanya jika ada operator yang baru launching service di area baru akan memberikan tarif yang relatif murah. Jika ada aturan batas bawah kemungkinan hal ini sulit dulakukan dan lain-lain,” kata Danny.
Merza Fachys, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengatakan Asosiasi melihat perlunya pemerintah mengeluarkan aturan tarif data yang saat ini belum ada.
“Kalau aturan tarif voice ada kenapa (aturan tarif) data kok nggak ada?” ucapnya berkomentar.
Namun Merza menegaskan bahwa pengaturan batas bawah atau batas atas bukan sebatas nominal sekian Rupiah. Pasalnya, industri selular bersifat dinamis. Sehingga peraturan yang fix bisa obsolete karena waktu.
Bagaimana dengan Menkominfo Rudiantara?
Selular sejauh ini belum mendapat tanggapan resmi dari menteri yang akrab dipanggil Chief RA itu. Namun, dalam banyak kesempatan, Rudiantara tak setuju dengan pemberlakuan floor price. Ia hanya ingin operator memberlakukan tarif yang wajar dalam menghadirkan layanan broadband.
“Kalau mau kasih yang murah-murah jadi perusahaan charity saja jangan berbisnis. Kalo mau charity gedein aja CSR-nya. Promosi boleh sesekali digedein, tapi jangan terus-terusan,” ungkap Rudiantara, dalam sebuah diskusi akhir tahun 2015 yang digelar di Balai Kartini, Jakarta (7/12/2015).
Apakah dengan usulan yang dilayangkan oleh Alex Rusli, Rudiantara bisa berubah sikap?