Jakarta, Selular.ID – Startup fintech asal Filipina, PaySec pun turut melebarkan sayapnya di Indonesia sejak 21 September 2016. Ekspansi PaySec bukan tanpa alasan. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kamar Dagang Indonesia melaporkan potensi fintech di Indonesia, diproyeksikan bakal mencapai US$180 juta (sekitar Rp2,3 triliun) hingga tahun 2020.
Richard Barry CEO PaySec melihat layanan fintech di Indonesia sedang bergairah dan terus tumbuh hingga penghujung 2016 ini. Melihat perkembangan yang signifikan ini membuat PaySec optimis layanannya dapat berkembang di tanah air.
Di Indonesia, PaySec menggandeng dua perusahaan penyelenggara jasa pembayaran lokal, yakni Intrajasa dan Kinerja Pay Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, PaySec kini berada di bawah lisensi Pay Secured Online Indonesia.
“PaySec menawarkan kemudahan bagi para merchant untuk menerima pembayaran dari berbagai kartu debit yang berlaku di seluruh Asia,” ujar Richard dalam keterangan resminya
Menurutnya, PaySec ingin berinvestasi lebih luas lagi di Indonesia. Kerja sama dengan kedua perusahaan tersebut menjadi langkah awal komitmen perusahaan untuk menggarap pasar Indonesia. Menurutnya, Indonesia menjadi negara ketiga yang disambangi setelah Thailand dan Cina. Setelah beroperasi di Indonesia, ia melanjutkan, PaySec akan mengembangkan sayapnya hingga ke negara-negara di Asia.
Perlu diketahui, Intrajasa merupakan perusahaan yang bergerak di pengiriman uang yang mendapat lisensi dari Bank Indonesia sejak 2003. Intrajasa sendiri sudah memiliki akses ke lebih dari 70.000 ATM dan 90.000 bank yang tidak memiliki cabang di Indonesia.
Sementara, Edwin Ng Founder dan CEO KinerjaPay mengatakan bahwa PaySec menargetkan lebih dari 100.000 pengguna hingga akhir tahun. Menurutnya, angka tersebut akan menempati porsi 75% dari inclusion rate keuangan di Indonesia. Edwin menambahkan Indonesia akan menjadi sasaran utama pemain fintech lainnya dari berbagai negara.