Jakarta, Selular.ID – Keputusan Menkominfo Rudiantara menurunkan tarif interkoneksi telah membelah operator dalam dua kubu. Telkom Group dengan tegas menolak keputusan pemerintah tersebut karena berpotensi menimbulkan kerugian hingga Rp 50 trilyun dalam lima tahun ke depan. Sementara semua operator lain, solid mendukung langkah pemerintah karena dinilai membantu kinerja mereka yang selama ini sulit melawan dominasi Telkomsel, terutama daerah-daerah di luar Jawa.
Alexander Rusli, Dirut Indosat Ooredoo saat pertemuan antara seluruh operator dengan Komisi I DPR (23/8), menjelaskan bahwa penurunan biaya interkoneksi berperan penting dalam penciptaan iklim kompetisi yang sehat, mengurangi hambatan bagi pelaku, serta memacu industri untuk terus berusaha menjadi lebih efisien.
Hal senada disampaikan oleh Dirut XL Axiata Dian Siswarini masih mengharapkan ada kepastian terkait penetapan biaya interkoneksi pasca pemerintah mengumumkan penurunan interkoneksi. “Kami sangat berharap Surat Edaran yang dikeluarkan 2 Agustus itu ditetapkan menjadi Peraturan Menteri (PM) dan mulai berlaku sesuai jadwalnya yakni 1 September 2016,” katanya setelah pertemuan dengan Rudiantara di Kantor Menkominfo, Jakarta (20/8). Menurutnya biaya interkoneksi yang tinggi di Indonesia menyebabkan trafik komunikasi antar operator menjadi rendah. Saat ini untuk panggilan lokal selular Rp 250 dan jarak jauh Rp 452. Angka yang dikeluarkan regulator untuk 1 September adalah Rp 204 untuk lokal dan Rp 304 untuk jarak jauh.
“Sejak awal kami mengusulkan interkoneksi bisa turun 40%. Jadi ini masih jauh di bawah harapan. Tetapi kami tak masalah asal bisa ditetapkan sesuai jadwal demi kepastian menjalankan roda bisnis,” tukasnya.
Dian pun menegaskan, XL siap menurunkan tarif ritel jika biaya interkoneksi baru ditetapkan pada 1 September 2016.
“Sebenarnya kita sudah turunkan tarif ritel untuk salah satu produk. Tadinya Rp 300-an per menit sekarang menjadi Rp 31 menit. Kalau dilihat itu dibawah recovery cost karena kita hitung tadi Rp 65. Namun kita jualnya Rp 100-an per menit sehingga ada subsidi,” paparnya.
Penegasan XL yang akan menurunkan tarif ritel berbeda dengan Indosat Ooredoo. Alex Rusli memang mengapresiasi langkah regulator dalam menurunkan tarif interkoneksi. Namun untuk saat ini pihaknya menilai bahwa Program Rp 1 jauh lebih penting.
“Ada tidaknya perubahan tarif interkoneksi, kita tetap akan melanjutkan program Rp1 ini,” kilah Alex saat ditemui media usai peresmian kompetisi Stock Trading Contest (11/8).
Lebih lanjut Alex menerangkan, penurunan interkoneksi belum akan berdampak langsung terhadap penurunan tarif ritel Indosat Ooredoo dalam waktu dekat. Hanya saja dengan adanya tarif interkoneksi yang diturunkan, pihaknya bisa melakukan efisiensi terhadap program yang saat ini sedang berjalan, salah satunya tarif Rp 1.
“Kalau jangka pendek tidak. Kalau terkait efisiensi belum ketahuan soalnya angkanya tidak terlalu signifikan soalnya ada penurunan. Tetapi tentunya dengan penurunan ini maka untuk program satu rupiah subsidinya semakin kecil,” pungkas Alex.