Dikutip SELULAR online dari Herald Online (18/03/2013), organ-on-chip sebenarnya mengacu pada substrat polimer fleksibel yang memiliki lubang saluran mikro-fluidic berlapis sel manusia hidup. Mereka berfungsi sebagai organ lab-friendly, memungkinkan peneliti untuk rekapitulasi fungsi fisiologis dan mekanik dari organ serta mempelajari perilaku berbagai sel secara real time. Teknologi ini digadang bisa mengurangi biaya percobaan laboratorium serta meniadakan pengujian menggunakan hewan.
Institut Wyss mengatakan bahwa sejumlah perangkat organ-on-chip sudah dalam pengembangan. Ini termasuk ginjal, hati, paru-paru, jantung, usus dan sumsum tulang. Organ-on-Chip memiliki potensi untuk merevolusi pengujian obat, bahan kimia, racun dan kosmetik.
Sony tercatat bukan satu-satunya pendukung teknologi ini, ada juga sederet nama Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), National Institutes of Health (NIH), dan Food and Drug Administration (FDA). Sony bakal menopang segala kebutuhan sumber daya untuk Institut Wyss, baik sumber daya manusia maupun keuangan. Semoga, banyak vendor lain yang mengikuti langkah manusiawi ini demi kehidupan yang lebih baik, tidak hanya terbatas pada elektronik konsumen saja. Dan kita nantikan adopsi teknologoi canggih ini pada smartphone Sony di masa mendatang.