Seperti diketahui, saham BlackBerry anjlok 17% akhir bulan lalu setelah perusahaan membukukan kerugian yang mengejutkan. Beberapa pengamat industri telah menyampaikan berulang kali bahwa perusahaan Kanada itu sangat membutuhkan smartphone low-end untuk bersaing di pasar berkembang, tapi yang terdekat adalah model mid-range BlackBerry Q5. Sebuah laporan eksklusif situs BGR (30/7) terbaru mengungkapkan bahwa satu-satunya handset BlackBerry 10 tambahan yang ditetapkan untuk segera rilis tahun ini adalah seri high-end BlackBerry A10. Managing Director BlackBerry India Sunil Lalvani mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa perusahaan tidak dalam kesulitan apapun.
“BlackBerry tidak dalam kesulitan,” ujar Lalvani blak-blakan dalam sebuah wawancara dengan The Indian Express. “Saya akan jujur mengakui bahwa ya memang, kami mengalami tahun yang sulit kemarin dan sedikit di tahun ini. Tetapi jika Anda menganalisis secara historis, ada dua alasan untuk itu. BlackBerry adalah salah satu pelopor di era smartphone dengan fitur revolusioner, email bergerak. Seluruh industri mobile telah berkembang dan itu terbukti dengan masuknya smartphone baru di pasar secara besar-besaran.”
Lalvani menegaskan bahwa BlackBerry 10 adalah platform mobile revolusioner yang memakan banyak waktu untuk mengembangkannya. Pada kurun waktu tersebut (ketika BlackBerry sedang membangun platform baru), Lalvani mengatakan bahwa kerugian pangsa pasar memang tak terelakkan.
“Jadi selama 15 bulan perubahan haluan itu mungkin agak sulit bagi kita, tetapi kita mulai memutar balik keadaan itu,” kata Lalvani. “Selama periode ini, kita telah melihat bahwa perputaran cadangan kas kami kian tumbuh. Meski ada event ritual kuartal ini dan beberapa kerugian, tapi itu bagian dari bisnis, karena Anda selalu memiliki tantangan pada masa transisi. Meski memiliki beberapa tantangan dalam kuartal ini, jika Anda melihat fondasi keuangan perusahaan secara keseluruhan, masih sangat kuat.” (Nis)