30 April 2013 14:30
Jakarta – Penetrasi perangkat cerdas tengah mengalami lonjakan cukup pesat di berbagai belahan dunia. Kini, handphone telah menjadi kebutuhan utama bagi konsumen dalam kehidupan sehari-hari, baik sekedar komunikasi dengan sesama hingga untuk kepentingan bisnis. Di Indonesia sendiri, hampir 50 persen pengguna internet mengakses jaringan melalui perangkat seluler mereka. Ini tentu menjadi peluang bagi para brand untuk lebih mudah menjangkau konsumen.
Setali tiga uang. Industri pemasaran dan periklanan di Tanah Air juga mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun, yang makin melebar dari sarana-sarana biasa menjadi platform online dan media sosial. Memahami potensi itu, biro mobile advertising dan marketing internasional bernama “ad2c” pun membuka operasinya di Indonesia pada hari ini (30/4) bertempat di Hotel Shangri-La.
ad2c merupakan hasil joint venture antara Affle Group yang berbasis di Singapura dengan D2C Inc, asal Jepang. Duet antara keduanya menjanjikan jasa pemasangan iklan yang akan melacak, memonitor, serta mengoptimalisasikan kampanye mobile marketing. Sebagai langkah pembuka, investasi yang dialokasikan oleh Affle dan D2C selama dua tahun mencapai lebih dari US$10juta (setara Rp100miliar).
Peresmian ini turut menghadirkan para partner seperti Anuj Khanna Sohum selaku Pendiri dan Ketua Affle Group, Takayuki Hoshuyama (CEO D2C Inc), Harris Thajeb (Presiden Dentsu Group Indonesia dan Ketua P3I), (Roy Simangunsong), Wijaya Santoso (Kepala Bidang Mobile Advertising XL Axiata), serta Madan Sanglikar (Wakil Pendiri dan Managing Director ad2c).
Dengan kian banyaknya penggunaan perangkat cerdas, mobile advertising di Indonesia diperkirakan akan meraih angka US$100juta pada tahun 2015 mendatang. Ini karena salah satu tujuan kehadiran ad2c adalah memicu pertumbuhan pasar mobile hingga 10 kali lipat. (Choiru Rizkia)
Sumber : www.selular.co.id