3. Qlapa
Qlapa adalah salah satu perusahaan e-commerce pertama yang memilih fokus ke satu vertikal.
Fokus utama perusahaan ini adalah menyediakan produk unik seperti karya seni dan cenderamata.
Tutup pada 2019, perusahaan ini tidak mampu bersaing bersaing dengan e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.
“Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal,” tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.
“Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini.”
“Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati,” lanjutnya.
4. Rakuten
Rakuten adalah pemain raksasa asal Jepang. Perusahaan ini masuk ke Indonesia menggandeng MNC Group.
Perusahaan patungan berdiri dengan modal awal Rp 60 miliar.
Sayangnya, Rakuten hanya beroperasi sekitar 5 tahun di Indonesia.
Melansir Reuters, Rakuten mundur dari perusahaan patungan di Indonesia karena pergeseran model bisnis yang tidak sesuai kesepakatan konsep awal.
5. Cipika
Jika XL Axiata punya Elevenia, Indosat pernah memiliki Cipika.
Berdiri pada 2014, Cipika adalah salah satu dari berbagai upaya Indosat memperluas bisnisnya ke sektor digital di era kepemimpinan Alexander Rusli.
Fokus utama Cipika adalah menyediakan tempat untuk pebisnis yang menyediakan produk elektronik dan makanan, berjualan online.
Namun, Cipika tutup pada 2017 bersama berbagai inisiatif bisnis digital Indosat yang lain karena perkembangannya lambat.
6. Multiply
Lahir sebagai media sosial, Multiply mencoba memperluas layanannya ke e-commerce berbekal dukungan pemodal asal Belanda yang juga pemegang saham utama Tencent, yaitu Naspers.
Pada 2011, platform Multiply Commerce dirilis. Saking seriusnya, Multiply memindahkan kantor pusatnya dari Amerika Serikat ke Indonesia.
Perkembangan yang tidak signifikan membuat Naspers menyetop aliran modal ke Multiply dan memilih langsung berinvestasi di salah satu platform e-commerce asli Indonesia, yaitu Tokobagus.
7. MatahariMall.com
Ecommerce lainnya adalah MatahariMall.com yang berdiri pada 2015.
Perusahaan ini merupakan salah satu anak usaha Lippo Group dan Matahari Departement Store memiliki saham 20% di dalam platform.
CNBC Indonesia mencatat, MatahariMall berubah menjadi Matahari.com.
Fokus bisnisnya berubah dari produk fesyen hingga elektronik dari pihak ketiga menjadi menjual produk-produk Matahari.
Baca juga: Ironi, Ketika JD.ID Tutup Layanannya, TikTok Shop Justru Melejit
8. Tokobagus
Tokobagus adalah salah satu e-commerce yang lumayan agresif memasarkan layanannya.
Konsep Tokobagus adalah iklan baris yang dialihkan ke platform digital.
Sebetulnya, Tokobagus belum tutup. Platform ini berganti nama dan beralih fokus dari e-commerce umum ke e-commerce di satu bisnis yang spesifik.
Kesuksesan Tokobagus membuat salah satu investor mereka, Naspers, memilih mencaplok seluruh perusahaan.
Nama Tokobagus pun berganti menjadi OLX, brand e-commerce milik Naspers yang sudah beroperasi di beberapa negara.
Seiring dengan bergesernya model iklan baris ke marketplace, Tokobagus yang sudah berganti nama menjadi OLX Indonesia pada 2014, kurang mampu bersaing dengan para pemain baru seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Blibli.
Kini, fokus OLX di Indonesia adalah di pasar jual beli mobil bekas dengan nama OLX Autos (dulu bernama Belimobilgue.com sebelum dicaplok OLX). Adapun, platform listing propertinya kini namanya Lamudi.
9. JD.ID
JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015.
E-commerce ini lahir dari kongsi antara Jingdong (JD.com) dengan firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital.
Setelah rentetan PHK dan menutup layanan logistik, JD.ID resmi menutup layanannya memasuki tahun ke-delapan beroperasi di Indonesia.
Dalam pengumumannya, layanan akan tutup pada 31 Maret 2023.
JD.com mengumumkan penutupan itu dalam situs resminya.
Perusahaan juga menyatakan tidak lagi menerima pesanan per 15 Februari 2023 mendatang.
Itulah daftar e-commerce di Indonesia yang akhirnya gulung tikar dan semoga tidak ada lagi yang menyusul.
Baca juga: JD.ID Obral Diskon Sebelum Tutup Permanen, Simak Sejumlah Promonya