Ambisi Xiaomi Menjadi Vendor Nomor Satu Dunia
Dengan kondisi perekonomian global yang tidak kondusif, Saat ini pasar smartphone memang tengah berkontraksi. Xiaomi sendiri mampu mempertahankan posisi di tiga besar, di tengah persaingan ketat dengan vendor-vendor besar lainnya.
Namun penurunan pendapatan seperti yang tercermin pada kuartal kedua 2022, membuat ambisi Xiaomi melangkah lebih jauh di industri smartphone dunia, menjadi sedikit terhambat.
Padahal, vendor yang didirikan oleh Lei Jun dan Lin Bin itu, pernah membuat gebrakan. Untuk pertama kalinya Xiaomi mampu menempatkan diri sebagai vendor terbesar kedua di dunia berdasarkan pengiriman handset pada kuartal kedua 2021.
Dengan peringkat tersebut, Xiaomi mampu melampaui Apple yang sebelumnya bertengger di posisi tersebut. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat vendor yang didirikan oleh Lei Jun dan Lin Bin itu, baru menapaki bisnis ponsel pada 2010.
Menurut Canalys, dalam peride itu Xiaomi mampu menggaet 17% pangsa pasar global, hanya berbeda tipis dengan Samsung yang menguasai 19%. Sementara Apple tergeser ke urutan ketiga dengan 14%.
Meroketnya Xiaomi ke posisi dua besar, memang tak lepas dari amblasnya penjualan Huawei akibat sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Meski demikian, pencapaian itu tetap saja membuat Xiaomi lebih bersemangat dalam mengejar ambisi menjadi vendor nomor satu dunia, menggusur Samsung yang sudah “bertahta” sejak 2012.
Sayangnya, momentum pertumbuhan Xiaomi terhenti pada kuartal selanjutnya. Bukan karena persoalan geopolitik, seperti yang menerpa kompatriotnya, Huawei, namun lebih kepada penerimaan pasar dan pasokan komponen yang terhambat, imbas produksi yang berkurang.
Baca Juga: Rekomendasi 8 Ponsel 5G Xiaomi periode Agustus 2022
Seperti diketahui, sejak pandemi merebak pada 2020, semua pabrikan gadget termasuk Xiaomi menghadapi persoalan yang sama, yaitu kekurangan chip di pasar global. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi produsen smartphone itu, diprediksi masih akan bertahan hingga 2023.
“Kenaikan harga semikonduktor merupakan tantangan bagi semua produsen,” kata presiden Xiaomi Wang Xiang dalam panggilan konferensi pada Maret 2021.
Minimnya pasokan chip berimbas pada kenaikan harga smartphone. Xiaomi pun terpaksa menaikkan harga untuk beberapa variannya, agar tidak menggerus margin keuntungan.
Di sisi lain, respon pasar yang sangat bagus dari iPhone 12 dan 13 membuat Apple mampu merebut kembali posisi dua dari Xiaomi pada kuartal ketiga 2021. Kondisi yang tetap bertahan hingga kini.
Sadar akan kekuatan Apple, sejak dua tahun terakhir Xiaomi mengubah pendekatan pasar. Vendor yang identik dengan warna jingga itu, terlihat mulai menggarap segmen premium yang menawarkan margin keuntungan lebih tinggi.
Pertumbuhan Xiaomi sejauh ini masih dikontribusi terutama dari perangkat ramah anggaran. Alhasil, perusahaan pun berusaha dengan cepat mencapai kemajuan di pasar smartphone premium.
Menurut Canalys, saat ini harga rata-rata handset Xiaomi sekitar 40% hingga 75% lebih murah dibandingkan harga ponsel Samsung atau Apple.
Baca Juga: Penjualan Xiaomi di Pasar Luar Negeri Meningkat, Tapi Kenapa Indonesia Turun?
Jika terus bergantung pada pasar low end, kinerja Xiaomi memang sangat rentan. Rapor xiaomi pada Q2-2022 yang menunjukkan turunnya pendapatan dan laba bersih, membuktikan hal tersebut.