Sedangkan India, sejak digusur Xiaomi pada 2018, Samsung tak mampu bangkit kembali. Alih-alih kembali merebut posisi market leader, Samsung justru terpeleset ke posisi empat, sesuai laporan IDC Q2-2022.
Sayangnya hal itu tidak berlaku pada brand lokal. Karena memiliki sumber daya terbatas, brand-brand lokal semakin terpinggirkan.
Counterpoint Research melaporkan bahwa, empat merek ponsel India yang kerap disebut sebagai MILK (Micromax, Intex, Lava, dan Karbonn) berkinerja baik di ruang ponsel fitur.
Sayangnya, kinerja merek-merek tersebut babak belur di segmen smartphone. Kedigdayaan vendor-vendor China, seperti Xiaomi, Realme, Vivo, Oppo, dan lainnya, membuat MILK tak berkutik.
Baca Juga: Ponsel Ilegal Digerus, Brand Lokal Belum Bisa Ambil Peranan
Sesuai laporan Counterpoint, pada kuartal pertama (Januari-Maret) 2021, pangsa pasar smartphone yang dikuasai MILK semakin suram. Micromax hanya memiliki 0,5% pangsa pasar, Lava 0,4%. Sementara Index dan Karbonn hampir nol pangsa pasar.
Kondisi yang sama juga terjadi di Indonesia. Sejak Advan menggamit posisi terbesar ketiga di Tanah Air, dengan 7,7% pangsa pasar (IDC kuartal keempat 2017), performa brand-brand lokal semakin menurun.
Padahal di luar Advan, brand-brand lokal pernah menjadi pilihan masyarakat. Sebut saja Nexian, Evercoss, dan Polytron. Jangan lupakan juga merek lain seperti Mito, Axioo, Asiafone, HiCore, SPC Mobile dan HiMax.
Sayangnya, kekuatan brand lokal semakin melemah. Puncaknya dalam empat tahun terakhir, tak ada lagi vendor lokal yang masuk dalam posisi lima besar.
Era 4G yang dimulai pada 2015, membuat brand-brand lokal semakin tercecer dari persaingan. Apalagi nyaris tak ada dukungan dari pemerintah Indonesia, dalam melindungi eksistensi brand-brand lokal.
Belakangan kondisi diperburuk oleh pandemi covid-19 yang merebak pada awal 2020. Kebijakan lock down di beberapa negara, membuat produksi komponen terbatas, terutama chip yang merupakan jantung dari smartphone.
Alhasil, hanya vendor-vendor besar yang memiliki posisi tawar lebih baik kepada pemasok komponen. Buat brand lokal, kondisi ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
Baca Juga: Brand-brand Lokal Cari Peruntungan di Bisnis Perangkat TV Digital
Apa boleh buat, era brand-brand lokal yang sebelumnya pernah berjaya di era 3G dan awal 4G, kini sudah lewat. Suka tak suka, vendor-vendor China adalah penguasa sesungguhnya pasar smartphone, baik di India maupun Indonesia.