Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Tiga Fenomena Blackberry di Indonesia, Sulit Buat Vendor Lain Mengulangnya

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

PING!! Aplikasi BBM yang Kadang Bikin Kesal

Melongok ke belakang, BlackBerry hadir di Indonesia pada  2004, ketika RIM berpartner dengan Indosat. Tampil dengan desain yang jadul, layar monochrome dan layanan push email, membuat pasar Blackberry terbatas pada segmen korporat.

Namun peruntungan berubah saat Blackberry mulai memperkenalkan produk-produk baru yang lebih fancy dan elegan, seperti Gemini, Apollo dan Curve.

Di sisi lain pemanfaatan teknologi 3G oleh operator pada 2006 memicu tumbuhnya trafik yang tinggi terhadap layanan sosial media dan instant messaging di kalangan pengguna ponsel.

Kondisi itu menguntungkan Blackberry yang langsung meroket ke papan atas berkat layanan BBM yang mampu menjadi faktor pembeda (differentiation) dengan vendor lain. Nokia yang saat itu masih menjadi penguasa pasar, juga punya model begitu-begitu saja.

Alhasil, pengguna mulai terbiasa dengan layanan pesan teks melalui BBM, di luar SMS yang sebelumnya sempat mendominasi traffic operator.

Baca Juga: Yah! Perangkat Lawas BlackBerry Akan Punah Mulai 4 Januari 2022

Tak dapat dipungkiri, aplikasi BBM menjadi fitur yang paling banyak disukai penggunanya. Pada dasarnya fitur Ping sama seperti Buzz! di Yahoo Messenger dengan mengetikkan fitur Ping, pengguna bisa memulai chat dengan teman. Meski demikian, fitur ini terkadang mengganggu. Terutama jika pemiliknya sedang meeting atau tengah bersantai tanpa harus disibukkan dengan suara PING dari Blackberry-nya.

Jadi Fashion Statement Pemiliknya

Kombinasi ponsel berdesain Qwerty yang elegan dan layanan BBM yang ekslusif, menjadikan Blackberry produk paling diburu sekaligus menjadi fashion statement. siapa yang punya merasa bangga. Sebagai smartphone yang membidik segmen premium, harga mahal yang dipatok Blackberry bukan masalah.

Alhasil, kalangan atas mulai dari pejabat, artis hingga pengusaha menjadi pengguna Blackberry. Perlahan mereka mulai meninggalkan Nokia yang saat itu merajai pasar high end dengan varian Communicator. Periode 2007 – 2010, bisa disebut sebagai tahun keemasan bagi Blackberry di Indonesia.

Tingginya permintaan, membuat operator dan distributor berebut menjadi mitra RIM di Indonesia. Kondisi itu nyaris membuat RIM tidak mengeluarkan sepeser pun duit pun untuk biaya publisitas. Semua aktifitas pemasaran saat itu, ditangani langsung oleh operator dan distributor.

Harga yang terbilang mahal, membuat tidak semua orang mampu membeli Blackberry. Di sisi lain, dorongan untuk memperbesar pangsa pasar, membuat RIM tergoda untuk meluncurkan varian yang lebih terjangkau. Solusinya RIM akhirnya meluncurkan Blackberry Gemini.

Baca Juga: Kabar Kematian BlackBerry OS, Ternyata Pengalihan Isu Gagal Rilis Smartphone 5G?

Dibandrol dengan harga Rp 3 jutaan, Gemini langsung menghebohkan publik Indonesia. Permintaan mengalir deras, membuat banyak toko kehabisan stok. Gemini pun menjadi varian Blackberry tersukses di Indonesia. Tingginya penjualan Gemini, mengatrol posisi Blackberry. Membuatnya langsung berhadap-hadapan dengan Nokia yang saat itu masih cukup berjaya.

Halaman berikutnya

Berebut Bellagio, Antrian Mengular dan Berujung Ricuh

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU