Jakarta, Selular.ID – Sejak November 2017, pelanggan Smartfren dimanjakan dengan kecepatan akses kilat. Hal itu bisa terjadi berkat optimalisasi frekuensi setelah resmi menutup layanan CDMA. Tahun ini, pelanggan Smartfren sudah bisa merasakan kecepatan akses Pre-5G.
“Smartfren terus memperluas jangkauan, meningkatkan kualitas layanan (user experiwnce) serta menggunakan teknologi-teknologi terbaru. Tahun ini, kami adalah operator pertama yang memperkenalkan teknologi Pre-5G secara komersial di Indonesia,” papar Christian Daignaeult, Chief Technology Officer, Smartfren, pada acara penyerahan sertifikat ISO 27001 dari TUV Rheiland di Jakarta (8/2/2018).
Christian memaparkan, sejak akhir tahun lalu, Smartfren menanamkan alat pemancar baru bernama Massive Mimo, di masing-masing BTS dan pusat-pusat keramaian. Diakui Christian, saat ini sudah berjumlah 30 titik.
“Berawal dari Jabodetabek, kami akan bangun Massive Mimo di 200 titik. Setelah itu, baru menyebar ke seluruh wilayah dimana Smartfren beroperasi,” papar Christian.
Lalu apa itu Massive Mimo? Yaitu teknologi radio BTS Pre-5G milik raksasa China ZTE. Massive Mimo menggunakan 128 antena, menjadikan pelanggan bisa merasakan peningkatan percepatan akses sangat signifikan.
Mimo sendiri singkatan dari Multi Input Multi Output, sebuah teknologi yang menggunakan multi antena untuk transmisi sejumlah stream secara simultan.
“Peningkatan sangat terasa ketika kami mematikan layanan CDMA dan menggunakan seluruh spektrum untuk LTE. Dari sebelumnya kuota LTE FDD hanya 5MHz menjadi 10MHz sekarang, sehingga memberikan pengalaman berbeda kepada pelanggan” ungkap Christian.
Sejak 2016, Smartfren sudah menggunakan teknologi 2CA (carrier aggregation) TDD pada frekuensi 850Mhz dan 2300 Mhz. Saat itu, kecepatan maksimal yang dihasilkan adalah 165Mbps.
Pada tahun 2017, Smartfren menambahkan teknologi Native VoLTE, yakni HD Voice Call, SMS dan Video Call. Semuanya 100% 4G, tidak ada 3G atau 2G.
“Tahun ini, kami implementasikan teknologi mutakhir Massive Mimo, 256 QAM, dan 4×4 Mimo, di jaringan Smartfren, yang bisa mencapai kecepatan unduh 500Mbps,” papar Christian.
Berbeda dengan Mimo yang sudah ada sejak 4G ada, Massive Mimo merupakan teknologi baru. Smartfren bekerjasama dengan ZTE dalam mengimplementasikan Massive Mimo.
“Perbedaan mendasarnya, Massive Mimo mempunyai banyak jalur (beam) dari antena ke handset pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas koneksi handset ke antena dan jaringan Smartfren,” ungkap Christian.
Baca juga: Berambisi Gandakan Jumlah Pelanggan, Smartfren Ungkap Strategi 2018
Massive Mimo hanya bisa berjalan di frekuensi TDD (idealnya 2300MHz). Maka dari itu hanya Smartfren yang bisa menggunakan teknologi Massive Mimo, karena hanya Smartfren yang menjalankan band LTE di TDD.
“Benefit ke pelanggan, Massive Mimo memberi kecepatan 6-8 kali lebih besar. Tidak perlu mengganti handset, semua pelanggan bisa merasakan pengarush dari Massive Mimo,” papar Christian.
Smartfren melakukan ujicoba Massive Mimo di Mal Kalibata. Dengan 16 user, tiap pelanggan bisa mendapatkan kecepatan rata-rata 40Mbps.
Christian menuturkan, Massive Mimo akan digunakan Smartfren untuk meningkatkan kualitas jaringan di dalam ruangan, di gedung-gedung tinggi. Sebagai awal, Smartfren akan mengimplementasikan Massive Mimo di 200 gedung termasuk Mal, Hotel, atau area perkantoran, dimana trafik Smartfren cukup tinggi.