Jakarta, Selular.ID – Indonesia adalah pasar besar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun akses terhadap pembiayaannya masih terbatas. Padahal, data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia per Maret 2016 menyebutkan bahwa kontribusi sektor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat signifikan, yaitu 58,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah pelaku UMKM sebanyak 57,9 juta.
Oleh karena itu Investree hadir untuk menawarkan sesuatu, yakni memberikan solusi pendanaan, dan sejak dikenalkan pada Januari 2016, Investree yang bergerak dalam layanan peer to peer (P2P) telah berhasil menyalurkan pinjaman lebih dari Rp20 miliar kepada UMKM, dalam jumlah tersebut Rp 15 miliar diantaranya sudah lunas.
Dalam keterangan resminya, Adrian A. Gunadi Co-Founder dan Chairman Investree menjelaskan dengan jumlah lender terdaftar sebanyak 1.000 anggota dan tingkat gagal bayar atau default sebesar 0% per September 2016 atau 9 bulan sejak Investree beroperasi.
“Kami berkomitmen memajukan usaha kecil dan menengah melalui kegiatan pinjam meminjam berbasis teknologi, khususnya untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Saat ini, sebanyak 36% dari borrower kami merupakan pemain bisnis kecil dan menengah kreatif, sehingga dapat dikatakan mayoritas pendanaan yang dilakukan melalui platform Investree disalurkan untuk membantu pengembangan usaha di bidang industri tersebut, dengan berbasis tagihan,”kata Adrian.
Adrian menambahkan, sehubungan dengan rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan inklusi keuangan menjadi 5% pada tahun ini, Investree turut menyasar pelaku UKM kreatif berbasis tagihan dalam memberikan kemudahan finansial, memfasilitasi mereka yang belum sepenuhnya memiliki akses terhadap layanan finansial untuk mendapatkan pinjaman dana.
Adrian menegaskan, bisnis UKM kreatif menjadi fokus utama Investree karena masih banyak di antara mereka yang belum dapat menjangkau atau terjangkau oleh layanan finansial.