Jakarta, Selular.ID – Seiring dengan melonjaknya konsumsi data khususnya untuk akses ke sosial media dan game, populasi smartphone di pasar domestik semakin meroket. Laporan terbaru bertajuk Quarterly Mobile Phone Tracker yang dikeluarkan firma riset terkemuka International Data Corporation (IDC), menunjukkan bahwa pengiriman produk smartphone di Indonesia pada kuartal I-2016, mencapai 6,5 juta unit. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 2,7% dari tahun sebelumnya (YoY).
Tahun lalu berdasarkan data yang dilansir dari GfK, jumlah penjualan smartphone di Indonesia mampu mencapai angka 33 juta unit secara keseluruhan. Pencapaian tersebut bahkan melampaui penjualan feature phone yang hanya mencapai jumlah 20 juta unit.
Terang saja gurihnya pasar smartphone membuat vendor-vendor terus berinovasi agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Tak terkecuali dengan Advan. Sebagai segelintir brand lokal yang masih mampu survive di tengah kerasnya persaingan, pada tahun ini Advan mencoba merancang strategi baru.
Tak ingin sekedar mengikuti tren seperti yang dilakukan brand-brand lokal selama ini, Advan mencoba merancang produk berdasarkan kajian yang komprehensif dan faktual. Menggandeng MARS Research, Advan membuka keterlibatan masyarakat dalam memberi masukan tentang smartphone yang dibutuhkan. Dalam riset itu, Advan dan MARS ingin mengetahui tentang kebutuhan smartphone bagi konsumen di Tanah Air.
Komposisi responden penelitian adalah pria dan wanita dengan proporsi masing-masing 50 persen. Target objek riset kurang lebih sekitar 500 orang, berusia 18-35 tahun dari kelompok target Status Sosial Ekonomi (SSE) A dan B yang tersebar di wilayah Jabodetabek .
Beragam pertanyan diajukan menyangkut riset terkait prioritas fitur yang banyak dibutuhkan konsumen seperti kualitas kamera, resolusi kamera, ketahanan dan kapasitas mAh baterai, kapasitas memori hingga kinerja dapur pacu. Begiitu juga dengan harga, spesifikasi ukuran layar, konektivitas hingga menggali informasi terkait jangka panjang penggunaan handset dan ketertarikan pada brand lokal.
Hasilnya, seperti disampaikan oleh Commercial & Business Development Director MARS Research Specialist Suryo A. Soekarno lebih dari 56 % responden mengganti smartphone lama dengan yang baru antara 1-2 tahun.
Sekitar 20.6% mengganti setelah lebih dari 2 tahun, hanya (1.4% ) responden yang melakukan pergantian smartphone lama dengan yang baru kurang dari 3 bulan pemakaian. Ada sekitar 2.4% responden mengganti smartphone yang dimiliki untuk 4-6 bulan pemakaian. Alasan utama mengganti smartphonekarena sudah ingin model terbaru (31%) dan barang lama rusak (19%).
Kemudian untuk hal yang paling dikeluhkan oleh responden dalam menggunakan smartphone adalah daya tahan baterai yang cepat habits (33.5%), cepat panas (14.4%), dan browsing lambat atau lama (14.8%).
Sementara untuk fitur yang dicari oleh masyarakat Indonesia, saat Ini adalah smartphone tipis Dengan berat kurang dari 140 gram, layar 5 inci, dual camera, dual Sim card,RAM- internal, memory besar, kecepatan prosesor diatas 1.8 GHz.
Yang juga menarik, terungkap bahwa kapasitas baterai yang diinginkan lebih dari 2500 mAH dan OS Android. Riset juga mengungkap orang Indonesia rata-rata ingin memiliki smartphone yang canggih dengan harga Rp 1-3 jutaan dan membenamkan aplikasi lokal.
Mengacu kepada hasil riset tersebut, Brand Director Advan Andy Gusena mengungkapkan perseroan akan mengeluarkan produk terbaru sesuai dengan rekomendasi dari survei ini. Rencananya smartphone terbaru Advan ini akan diberi nama G1 (Gold 1).
“Untuk ukuran layarnya, kita pilih yang 5 inci. Bodi smartphone tersebut nantinya juga akan menggunakan metal AL 6000 series yang memiliki daya tahan kuat. Bahan ini melalui 125 kali proses untuk menghasilkan back cover metal yang berkualitas,” papar Andy.
Menurut rencana, imbuh Andy, G1 yang merupakan produk smartphone terbaru berdasarkan hasil riset tersebut sudah akan dapat dinikmati masyarakat Indonesia, pada 17 Agustus 2016 mendatang.