Jakarta, Selular.ID – Dalam laporan yang dilansir Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Dikmas Kemendikbud tahun 2015, tercatat jumlah penduduk buta aksara nasional masih tersisa 3,76% atau sekitar 6.007.486 orang di akhir 2014. Data tersebut menunjukkan kemajuan pendidikan keaksaraan (basic literacy) yang cukup baik dalam menurunkan angka buta aksara dari 4,03% penduduk atau sekitar 6.165.406 orang di tahun sebelumnya.
Adapun wilayah yang menjadi prioritas penuntasan tuna aksara Kemendikbud adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Melihat itu, developer lokal Educa Studio yang fokus membuat aplikasi edukasi untuk anak kembali menghadirkan aplikasi untuk mengurangi angka buta aksara yakni Marbel Belajar Membaca. Melalui keterangan resminya (27/10/15) Andi Taru Ceo Educa Studio menjelaskan bahwa Marbel Belajar Membaca adalah aplikasi edukatif yang memudahkan pengguna dalam mengenal huruf, mengeja suku kata, hingga membaca sejumlah kosakata disertai gambar dan animasi yang menarik.
Meski dirancang untuk anak usia 6-8 tahun, pemanfaatan aplikasi Marbel Belajar Membaca tak dibatasi usia, sehingga warga belajar yang berusia lanjut pun bisa mengasah kemampuannya dengan memanfaatkan aplikasi ini.
“Aplikasi ini kami rancang untuk usia anak 6 hingga 8 tahun, karean usia itu mereka sedang senang-senangnya bermain gadget, nah dengan aplikasi yang bisa diunduh di ponsel mereka bisa sambil belajar, namun bagi orang-orang dewasa yang coba menggunakan aplikasi ini sah-sah saja,’’ujar Andi
Dalam aplikasi gratis untuk perangkat iOS dan Android tersebut, materi disajikan dalam tampilan menarik, dilengkapi audio visual dan gambar animasi untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, pengguna juga dapat mengasah kemampuan melalui game edukasi yang disediakan, seperti bermain menebak suku kata, bermain ketangkasan membaca, dan memisahkan suku kata.
“Aplikasi Marbel Belajar Membaca telah didownload lebih dari 350 ribu, kami rancang sebagai sarana pendidikan membaca yang mudah dipahami dan menyenangkan untuk semua kalangan, khususnya anak-anak,” kata Andi.
Andi menambahkan, selain melalui program pendidikan keaksaraan dasar yang telah disiapkan oleh pemerintah, elemen masyarakat lainnya juga memiliki tanggung jawab untuk turut memberantas buta huruf melalui metode-metode yang kreatif dan inovatif dalam menjangkau seluruh penduduk di pelosok tanah air seperti pemanfaatan teknologi yakni dengan menghadirkan aplikasi edukasi.