Selular.ID – Di era digital saat ini pemanfaatan eSIM diprediksi bakal massif. Sebagian besar didorong oleh peningkatan adopsi berbagai perangkat konsumen.
Sejauh ini smartphone masih menjadi penyumbang terbesar. Namun ke depan, eSIM juga lazim digunakan pada berbagai perangkat IoT (Internet of Things), industri vertikal, dan layanan publik lainnya.
Sekedar diketahui, eSIM adalah SIM elektronik atau tertanam. Alih-alih kartu fisik, teknologi SIM tersebut terpasang langsung ke ponsel Anda. Ini adalah chip kecil yang digunakan untuk mengautentikasi identitas Anda dengan operator selular.
Salah satu negara yang kini getol memanfaatkan eSIM adalah Amerika Serikat. Keputusan Apple menawarkan iPhone 14 khusus eSIM dengan dukungan operator setempat pada November tahun lalu, telah mempercepat adopsi eSIM terhadap perangkat tersebut.
Berbekal pengalaman di AS, lembaga riset pasar terkemuka Juniper Research, memperkirakan bahwa Apple akan memperluas penyebaran iPhone khusus eSIM di seluruh Eropa pada tahun ini.
Baca Juga: Gegara iPhone 14, Adopsi eSIM Diprediksi Bakal Melonjak Tajam
Hal itu akan meminimalkan pembentukan perjanjian roaming yang memakan waktu di pasar yang terfragmentasi.
Statistik menunjukkan bahwa pasar smartphone eSIM telah mencapai setidaknya 1,2 miliar unit pada 2021. GSMA memperkirakan penetrasi smartphone eSIM bakal melebihi 42% pada 2025 mendatang.
Sejalan dengan GSMA, kajian Juniper Research menunjukkan potensi besar dibalik berkembangnya eSIM. Juniper memperkirakan nilai pasar eSIM global akan melonjak dari $4,7 miliar pada 2023 menjadi $16,3 miliar pada 2027 mendatang.
Teknologi eSIM sekarang tersedia di sekitar 40 negara, yang merupakan lompatan besar sejak diperkenalkan pada 2012.
Meski masih belum massif, namun dalam beberapa tahun terakhir ini adopsi eSIM semakin meluas. Tercatat, selain AS, eSIM didukung oleh T-Mobile (Austria dan Republik Ceko), Bell (Kanada), Hrvatski Telekom (Kroasia), Deutsche Telekom dan Vodafone (Jerman), Magyar Telekom (Hungaria), Airtel dan Reliance Jio (India), Vodafone (Spanyol), dan EE (Inggris).
Di China, iPhone XS dan XS Max hadir dengan slot SIM yang akan menampung dua SIM. Untuk saat ini, kompatibilitas eSIM di China sangat terbatas. Meskipun China Telecom dan China Mobile telah memperkenalkan dukungan eSIM, namun coveragenya hanya tersedia pada beberapa kota saja.
Penetrasi eSIM di Indonesia Terbilang Lambat, Operator Menyesuaikan Kebutuhan Pasar
Berbeda dengan negara-negara lain, adopsi eSIM di Indonesia bisa dibilang bergerak lambat. Operator selular tampak masih berhati-hati.
Padahal Apple telah meluncurkan smartphone yang mendukung eSIM seperti iPhone XR, XS, dan XS Max di Indonesia sejak beberapa tahun lalu.
Tercatat Smarfren menjadi operator pertama di Indonesia yang menawarkan eSIM kepada pelanggannya. Smartfren sudah meluncurkan eSIM pada September 2019. Telkomsel yang sebelumnya diprediksi akan meluncurkan eSIM pada 2022 ternyata tidak terealisasi.
XL Axiata malah belum tertarik memanfaatkan eSIM. Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengungkapkan pihaknya belum akan beralih ke Teknologi Embedded SIM atau eSIM.
Baca Juga: Melongok Peta Penyebaran eSIM di Seluruh Dunia
Gede menjelaskan XL Axiata masih memikirkan nasib usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jika menggunakan eSIM.
“Karena basic kami UMKM. Masih banyak UMKM yang menjual kartu perdana atau voucher XL Axiata ke masyarakat,” ujar Gede saat Selular temui, Senin (8/8/2022).
Ditambahkah oleh Group Head Corporate Communication XL Axiata Retno Wulan, pihaknya masih mengkaji penerapan teknologi eSIM.
Secara jaringan, Retno menyebut XL Axiata telah siap untuk implementasi eSIM. Bahkan, secara internal sejumlah karyawan XL telah menggunakan layanan tersebut.
“Akan tetapi, sebelum layanan eSIM diluncurkan, kami perlu memastikan pengalaman konsumen tetap terjaga dengan baik sehingga kami masih mengkaji penerapan teknologi eSIM dan memastikan kesiapan ekosistem industri untuk mengadopsi teknologi terbaru ini,” pungkasnya.
Berbeda dengan XL Axiata, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), rupanya sudah mulai mengikuti jejak Smartfren. Meski demikian, langkah operator terbesar kedua di Indonesia itu dilakukan secara bertahap sesuai dengan animo pelanggan.
Menurut Director & Chief Regulatory Officer IOH Danny Buldansyah, pihaknya sedang memantau dari segi pasarnya, dan juga melihat animo masyarakat terhadap e-SIM itu seperti apa. Namun secara platform, Danny menegaskan bahwa IOH telah siap.
“Sebetulnya kita lagi test marketnya, kita secara platform sudah siap, memang belum dalam yang masif, dan juga kita lagi lihat animo masyarakat terhadap e-SIM itu seperti apa”, Kata Danny.
Ditambahkan oleh SVP Head of Corporate Communications IOH Steve Saerang, saat ini IOH telah menyediakan produk eSIM (SIM Digital) yang simpel, transparan, dan tanpa khawatir, di beberapa gerai di Jakarta.
Baca Juga: Alasan XL Axiata Masih Belum Terapkan eSIM: Masih Pikirkan UMKM
Pelanggan yang ingin mengaktivasi eSIM nomor baru maupun nomor lama, baik yang prabayar ataupun pacabayar, bisa dilakukan di Gerai KPPTI, Pondok Indah, Roxy, Kota Kasablanka, Mangga Dua, dan Mal Ambassador.
Namun sejauh ini, tidak semua smartphone mendukung eSIM, misalnya jenis iPhone 11 ke atas, iPad mini, iPad generasi 7 ke atas.
Begitu pun varian Samsung Galaxy flagship: seri Galaxy Note 20, seri Galaxy S21, seri Galaxy S22, seri Galaxy Z Flip dan Fold, Galaxy Watch4. Seri Huawei P40, Google Pixel 2, maupun varian yang lebih baru juga dapat mengopersikan eSIM.
“Untuk saat ini layanan eSIM IOH masih dalam tahap fase awal dan baru tersedia di DKI Jakarta. Namun ke depannya, IOH akan memperluas cakupannya secara nasional”, ujar Steve.
Berbeda dengan Smartfren dan IOH, Telkomsel – seperti halnya XL Axiata – masih bersikap wait and see. Saki Hamsat Bramono, Vice President Corporate Communications Telkomsel, mengatakan Telkomsel saat ini belum menyediakan layanan eSIM.
Kepada Selular, Saki mengaku bahwa pihaknya masih terus mengkaji implementasi teknologi eSIM. Saki beralasan, pengadopsian teknologi baru harus dibarengi dengan kesiapan ekosistem industri.
“Telkomsel saat ini terus melakukan review atas implementasi teknologi eSIM, terutama dalam memastikan kesiapan ekosistem industri untuk mengadopsi perkembangan teknologi terbaru ini,” tulis Saki dalam pesan singkat yang diterima Selular.ID (17/1/2023).
Di sisi lain, Saki juga menegaskan bahwa Telkomsel akan selalu menaati regulasi yang ada.
“Dalam perkembangan eSIM di Indonesia, Telkomsel juga akan mentaati regulasi atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah nantinya,” pungkasnya.