Sabtu, 11 Oktober 2025
Selular.ID -

Backburner: Istilah Viral di Media Sosial untuk Hubungan “Cadangan”

BACA JUGA

Selular.id – Istilah “backburner” belakangan ini ramai diperbincangkan di platform media sosial seperti TikTok dan platform lainnya.

Konsep ini menggambarkan situasi hubungan di mana seseorang dipertahankan sebagai “cadangan” tanpa menjadi prioritas utama dalam kehidupan romantis pasangannya.

Popularitas istilah ini semakin mencuat setelah digunakan dalam lagu penyanyi NIKI, yang memicu rasa penasaran banyak pengguna media sosial.

Menurut laman Personal Growth, backburner merujuk pada situasi ketika seseorang tetap dipertahankan dalam lingkaran komunikasi, namun tidak benar-benar dianggap sebagai prioritas.

Orang ini biasanya berada di posisi cadangan – bukan pasangan utama, tetapi juga tidak sepenuhnya dilepaskan.

Fenomena ini sering ditandai dengan pola komunikasi yang tidak konsisten, di mana seseorang mungkin tiba-tiba menghubungi ketika sedang bosan, butuh perhatian, atau mengalami masalah dengan pasangan utamanya.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Computers in Human Behavior oleh Jayson L. Dibble dan Michelle Drouin memberikan definisi lebih spesifik tentang backburner.

Mereka menjelaskan istilah ini sebagai situasi ketika dua orang tetap berhubungan, meskipun salah satu pihak tidak berniat berkomitmen dalam hubungan romantis atau seksual.

Komunikasi biasanya tetap dijaga melalui teknologi dan media sosial untuk membuka peluang hubungan yang lebih serius di masa depan.

Asal Usul dan Makna Backburner

Secara etimologis, istilah backburner berakar dari dunia memasak.

Seperti dilansir Language Humanities, backburner merujuk pada tungku bagian belakang kompor yang biasanya digunakan untuk memasak bahan yang tidak memerlukan banyak panas atau perhatian.

Sementara bahan yang lebih penting ditempatkan di bagian depan, dekat dengan api besar.

Dari sinilah istilah backburner dipinjam untuk menggambarkan orang atau hal yang tidak menjadi prioritas utama, tetapi tidak sepenuhnya diabaikan.

Menurut Kamus Cambridge, backburner berasal dari ungkapan “on the back burner” yang biasanya dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap tidak mendesak atau kurang penting.

Sesuatu yang diletakkan “on the back burner” akan disisihkan terlebih dahulu, tetapi tetap ada kemungkinan untuk diperhatikan di kemudian hari.

Konsep ini kemudian diadopsi dalam konteks hubungan interpersonal, terutama dalam dinamika percintaan modern.

Fenomena backburner tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai konteks hubungan lainnya.

Pola komunikasi yang tidak konsisten menjadi ciri khas dari hubungan backburner, di mana seseorang mungkin merasa dekat secara emosional, tetapi sebenarnya hubungan tersebut rapuh dan penuh ketidakpastian.

Backburner dalam Konteks Media Sosial

Media sosial memainkan peran penting dalam mempopulerkan istilah backburner sekaligus memfasilitasi praktik tersebut.

Platform seperti TikTok menjadi wadah bagi pengguna untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan dinamika hubungan modern.

Kemudahan berkomunikasi melalui media sosial memungkinkan seseorang untuk mempertahankan hubungan backburner dengan lebih mudah, tanpa perlu komitmen yang jelas.

Hasil penelitian Dibble dan Drouin menunjukkan bahwa pria lebih sering melakukan praktik backburner dibandingkan wanita.

Temuan ini mengungkapkan dinamika gender dalam praktik hubungan modern, di mana teknologi dan media sosial memungkinkan pola hubungan yang lebih kompleks dan berlapis.

Platform media sosial menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan komunikasi dengan backburner tanpa harus berinvestasi secara emosional yang mendalam.

Popularitas istilah backburner di media sosial mencerminkan tren bahasa gaul yang terus berkembang di dunia digital.

Seperti halnya fenomena viral lainnya di media sosial, backburner menjadi bagian dari kosakata populer yang digunakan generasi muda untuk mendeskripsikan pengalaman hubungan mereka.

Kemunculan istilah-istilah semacam ini menunjukkan bagaimana media sosial membentuk cara kita memahami dan mengkomunikasikan dinamika hubungan interpersonal.

Platform media sosial baru seperti Bluesky yang dikembangkan Jack Dorsey juga berpotensi menjadi wadah bagi berkembangnya istilah-istilah serupa di masa depan.

Evolusi platform media sosial terus mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan mendefinisikan hubungan, termasuk konsep-konsep seperti backburner yang menggambarkan kompleksitas hubungan di era digital.

Implikasi dan Perkembangan di Masa Depan

Fenomena backburner menunjukkan bagaimana teknologi dan media sosial mengubah landscape hubungan interpersonal.

Kemudahan berkomunikasi melalui berbagai platform digital memungkinkan terbentuknya hubungan yang lebih fleksibel, namun juga menimbulkan kompleksitas baru dalam dinamika percintaan.

Pola hubungan backburner mencerminkan kebutuhan akan kejelasan dan komitmen dalam era diwhere batasan hubungan menjadi semakin kabur.

Perkembangan istilah backburner juga menunjukkan bagaimana bahasa gaul di media sosial terus berevolusi untuk menangkap nuansa hubungan modern.

Seperti halnya regulasi media sosial di berbagai negara yang terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, pemahaman kita tentang hubungan interpersonal juga terus berubah seiring dengan transformasi digital.

Pemahaman tentang backburner menjadi penting dalam konteks kesehatan mental dan kesejahteraan emosional.

Hubungan yang tidak jelas status dan komitmennya dapat menimbulkan ketidakpastian dan stres emosional.

Kesadaran tentang konsep ini membantu individu untuk lebih memahami dinamika hubungan mereka dan membuat keputusan yang lebih sehat dalam kehidupan percintaan.

Ke depan, istilah backburner dan konsep serupa kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan evolusi media sosial dan perubahan norma hubungan.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena ini dapat membantu individu menavigasi kompleksitas hubungan modern dengan lebih baik, sambil tetap menjaga kesejahteraan emosional dan mental.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU