Selular.id – Meta, perusahaan induk Facebook, telah memulai pembayaran klaim penyelesaian class action senilai $725 juta kepada pengguna yang terdampak kasus kebocoran data ke Cambridge Analytica.
Pembayaran ini merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai pada tahun 2022 setelah Meta dituduh menjual informasi pribadi pengguna tanpa izin.
Menurut administrator penyelesaian, proses distribusi dana telah dimulai dan akan berlangsung selama 10 minggu ke depan.
Pengguna yang mengajukan klaim dan disetujui akan menerima email pemberitahuan tiga hingga empat hari sebelum pembayaran dikirimkan. Email tersebut berisi detail mengenai metode pembayaran dan jumlah yang akan diterima.
Kasus ini bermula dari skandal Cambridge Analytica yang terungkap pada 2018, dimana data jutaan pengguna Facebook diduga digunakan untuk memengaruhi hasil pemilihan umum di berbagai negara.
Meta kemudian menyepakati pembayaran ganti rugi kepada pengguna yang aktif antara 7 Mei 2007 dan 22 Desember 2022.
Berapa Besar Pembayaran yang Diterima?
Besaran pembayaran yang diterima setiap pengguna bervariasi tergantung pada jumlah klaim yang disetujui dan lama aktivitas akun Facebook.
Sistem poin digunakan untuk menentukan pembagian dana, dimana setiap bulan aktivitas akun memberikan poin tertentu.
Beberapa penerima telah membagikan jumlah yang mereka terima melalui media sosial. Artem Russakovskii dari Android Police melaporkan menerima $38,36, sementara penulis lain mengkonfirmasi penerimaan sebesar $37,95.
Jumlah ini menunjukkan bahwa pembayaran per orang relatif kecil karena tingginya jumlah pengguna yang berhak menerima kompensasi.
Baca Juga:
Proses dan Kendala Pembayaran
Bagi pengguna yang memilih pembayaran digital melalui Venmo atau PayPal, akan ada email kedua yang dikirim 50 hari setelah pembayaran elektronik awal diterbitkan. Email ini berfungsi untuk memperbarui metode pembayaran jika terjadi kendala.
Jika cek fisik hilang atau rusak, pengguna dapat menghubungi administrator penyelesaian di info@facebookuserprivacysettlement.com.
Penting untuk memeriksa folder spam email untuk memastikan pemberitahuan tidak terlewat, mengingat proses distribusi akan berlangsung hingga pertengahan tahun.
Kasus Cambridge Analytica ini menjadi salah satu skandal privasi terbesar dalam sejarah internet modern, yang memicu meningkatnya pengawasan regulator terhadap perusahaan teknologi.
Berbagai negara mulai menerapkan regulasi yang lebih ketat terhadap perlindungan data pengguna, termasuk melalui sanksi terhadap Google dan Facebook.
Isu privasi data terus menjadi perhatian global, dengan banyak aplikasi chat juga menghadapi tekanan untuk meningkatkan standar keamanan.
Sebuah peringkat aplikasi chat berdasarkan keamanan privasi menunjukkan bagaimana platform-platform tersebut berusaha menyesuaikan dengan ekspektasi pengguna.
Beberapa pemerintah bahkan turun tangan langsung dalam mengawasi kebijakan privasi perusahaan teknologi. Seperti yang terjadi di India, dimana pemerintah mengimbau WhatsApp menarik kebijakan privasi baru yang dinilai merugikan pengguna.
Penyelesaian kasus Facebook ini diharapkan dapat menjadi preseden bagi perusahaan teknologi lainnya untuk lebih serius dalam melindungi data pengguna. Pembayaran klaim yang dimulai ini menandai babak akhir dari proses hukum yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.