Momen Satya Nadella Banggakan Pencapaian AI Microsoft Dibandingkan Google

satya nadella

Selular.ID – Tak hanya dengan Apple, sejak bertahun-tahun, Microsoft juga terlibat persaingan ketat dengan Google. Di sisi perangkat lunak, lewat Windows-nya, Microsoft masih tak tertandingi.

Namun di segmen mesin pencari, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu harus mengakui keunggulan Google.

Laporan StatCounter menunjukkan, pangsa pasar mesin pencari di seluruh dunia dari Maret 2022 – Maret 2023, nyaris tak berubah.

Chrome masih sangat dominan. Tak tanggung-tanggung, mesin pencari besutan Google itu, menguasai 93,17% pangsa pasar. Sementara Bing hanya memiliki 2,88% dan Yahoo! tak lebih dari 1,12%.

Meski di segmen mesin pencari Microsoft tak berkutik, namun di wilayah lain yang tengah bertumbuh pesat saat ini, yaitu AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington itu, mulai berada di atas angin.

Di segmen AI, Microsoft mulai mendominasi atas para pesaing, terutama Google yang selama ini menjadi seteru abadi.

Menurut CEO Microsoft Satya Nadella, pertumbuhan AI Microsoft terlihat mengesankan. Pria berdarah India itu mengungkapkan lebih dari 2.500 pelanggan mendaftar ke layanan Azure OpenAI sejak Januari 2023.

Lonjakan pengguna ini, meletakkan Microsoft pada garis pertempuran dengan sejumlah pesaing utama, terutama Google dengan menyatakan bahwa perusahaannya memiliki infrastruktur AI paling kuat di dunia.

Baca Juga: ‘Guru AI’ Geoffrey Hinton Hengkang dari Google

Aktivitas AI raksasa perangkat lunak sebagian besar mendominasi pengumuman pendapatan terbarunya, dengan menyatakan pelanggan Azure naik 27 persen tahun-ke-tahun pada kuartal fiskal 3 2023 (kalender Q1) karena menambahkan serangkaian fitur AI termasuk model bahasa besar ChatGPT dan versi terbaru GPT-4.

Untuk memperkuat posisinya, Microsoft tahun ini mengumumkan investasi miliaran dalam pengembang OpenAI, pembuat sistem bahasa generatif AI yang populer.

Selain Azzure, Nadella juga mengatakan mesin pencari Bing telah mencapai 100 juta pengguna setiap hari, dengan penggunaan melonjak sejak penambahan fitur AI. Pemasangan harian aplikasi mobile Bing juga telah tumbuh empat kali lipat selama kuartal tersebut sejak diluncurkan.

Saat Microsoft terus mendorong AI, perusahaan menghadapi persaingan dari Google. Raksasa mesin pencari itu, telah memperkenalkan chatbot AI Bard miliknya sendiri untuk bersaing dengan ChatGPT, bersamaan dengan memompa uang ke pengembang Anthropic.

Meski Google mulai agresif, namun Nadella optimis dengan pendekatan Microsoft. Pria berkepala plontos itu, menyatakan bahwa AI yang dikembangkannya paling kuat, dilatih oleh mitra termasuk OpenAI, Nvidia, dan perusahaan rintisan terkemuka.

“Layanan Azure OpenAI kami menyatukan model-model canggih, termasuk ChatGPT dan GPT4 dengan kemampuan perusahaan Azure,” katanya.

Satya Nadella menambahkan model AI tingkat lanjut hadir bersamaan dengan antarmuka pengguna paling universal di dunia, bahasa natural, untuk menciptakan era baru komputasi.

Richard Windsor, pendiri blog penelitian Radio Free Mobile, menyatakan Microsoft telah menusukkan pisaunya “lebih jauh ke Google” dengan mengklaim kepemimpinan dalam AI, dan menjadi tempat yang akan datang untuk layanan generatif.

Berkat pertumbuhan apik Azzure, laba bersih Microsoft tumbuh 9 persen menjadi 18,3 miliar dengan pendapatan naik 7 persen menjadi $52,9 miliar.

Meski kinerja mengalami peningkatan, pencapaian itu tak dapat dilepaskan dari aksi Microsoft yang terpaksa memangkas karyawan.

Seperti dilaporkan dua situs media terkemuka, Bloomberg dan SkyNews pada Januari lalu, terungkap bahwa Microsoft berencana memangkas sekitar 5% tenaga kerjanya, atau sekitar 11.000 karyawan.

Microsoft menolak mengomentari laporan tersebut. Perusahaan yang memiliki valuasi $2,1 triliun itu,  diketahui memiliki 221.000 karyawan penuh waktu, termasuk 122.000 di Amerika Serikat dan 99.000 internasional, per 30 Juni 2022.

Sebelumnya, Microsoft berada di bawah tekanan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan di unit cloud-nya Azure, setelah beberapa kuartal mengalami penurunan di pasar komputer pribadi merugikan Windows dan penjualan perangkat.

Kini dengan semakin meningkatnya adopsi teknologi AI, membuat Microsoft berpeluang menciptakan mesin pertumbuhan baru di masa datang.

Kinerja Microsoft yang membiru pada Q1-2023, setidaknya membuktikan hal tersebut. Inilah yang membuat Satya Nadella, sang CEO, tersenyum lebar.

Baca Juga: Di Microsoft Edge Bisa Membuat Gambar Dari Teknologi AI