Selular.ID –Â Perebutan kehadiran TikTok di AS terus berlanjut. Dalam laporan terbaru, CEO TikTok mengklaim bahwa pemerintah AS mengancam larangan nasional terhadap aplikasi tersebut jika tidak melepaskan diri dari ByteDance.
CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu, “Pemerintahan Biden telah menuntut agar pemilik TikTok di China melepaskan saham mereka di aplikasi video populer atau menghadapi kemungkinan larangan AS.”
Ini akan menandai pertama kalinya di bawah pemerintahan Biden permintaan seperti itu dibuat.
Itu juga akan menjadi langkah paling dramatis yang diambil oleh pejabat dan legislator AS hingga saat ini.
Baca Juga:Â Inggris Blokir TikTok di Ponsel Pegawai Pemerintah
Namun, ini bukan pertama kalinya ancaman larangan nasional terjadi.
Mantan Presiden Donald Trump sebelumnya mencoba memberlakukan larangan pada tahun 2020.
Namun langkah tersebut kemudian diblokir oleh pengadilan AS.
Motivasi penerapan larangan berasal dari ketakutan bahwa data pengguna AS dapat diteruskan ke pemerintah China.
Ketakutan ini tidak hanya terjadi di AS karena negara lain (seperti Inggris) juga telah mengambil tindakan untuk melarang aplikasi tersebut dari perangkat pemerintah.
Menanggapi tuntutan pemerintah AS, juru bicara TikTok Brooke Oberwetter mengatakan “Jika melindungi keamanan nasional adalah tujuannya, divestasi tidak menyelesaikan masalah: perubahan kepemilikan tidak akan memaksakan pembatasan baru pada aliran atau akses data.”
Kementerian luar negeri China juga ikut mengklaim bahwa AS belum memberikan bukti bahwa TikTok merupakan ancaman bagi keamanan nasional.
Baca Juga:Â Pemerintah AS Beri Waktu 30 Hari Bagi Badan Federal Menghapus Aplikasi TikTok
TikTok telah berjanji untuk melindungi data pengguna AS dari China dengan mengandalkan server Oracle domestik dan menerapkan protokol manajemen data lainnya.
Mereka juga telah bekerja selama dua tahun terakhir untuk meredakan masalah privasi data setelah upaya pelarangan pertama, menghabiskan lebih dari satu miliar untuk inisiatif yang disebut Proyek Texas.
Namun, mantan karyawan TikTok dari tim kepercayaan dan keamanan perusahaan mengatakan kepada The Washington Post bahwa ada kekurangan yang signifikan dengan Project Texas.
Karyawan tersebut melanjutkan dengan mengatakan secara teori masih mungkin bagi China untuk mengakses data pengguna AS.
Tetapi ada laporan karyawan tersebut meninggalkan TikTok beberapa bulan sebelum perusahaan menyelesaikan rencana Project Texas-nya.
Menurut Reuters, Chew diperkirakan akan berbicara dengan Kongres AS minggu depan.
Baca Juga:Â Giliran Belgia Melarang Aplikasi TikTok, Perdana Menteri Sebut Intelijen