Selular.ID – Apple pada Selasa (28/3) meluncurkan layanan “buy now pay later – beli sekarang bayar nanti” (BNPL) di Amerika Serikat.
Sebuah langkah yang mengancam akan mengganggu sektor fintech yang didominasi oleh perusahaan seperti Affirm Holdings dan Klarna, perusahaan pembayaran asal Swedia
Layanan tersebut, Apple Pay Later, akan memungkinkan pengguna membagi pembelian menjadi empat pembayaran yang tersebar selama enam minggu tanpa bunga atau biaya, kata raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino, California itu.
Pada tahap awal, Apple Pay Later akan ditawarkan kepada pengguna tertentu, dengan rencana peluncuran penuh dalam beberapa bulan mendatang.
Pengguna bisa mendapatkan pinjaman antara $50 dan $1.000 untuk pembelian online dan dalam aplikasi yang dilakukan di iPhone dan iPad dengan pedagang yang menerima Apple Pay, menurut perusahaan.
Lebih dari 85% pengecer AS menerima Apple Pay, kata perusahaan itu. Sehingga keberadaan Apple Pay langsung berdampak pada industri fintech yang selama ini mengandalkan pendapatan dari BNPL.
“Apple Pay Nanti benar-benar akan mengalahkan beberapa pemain lain. Perusahaan lain akan melihat pengumuman Apple hari ini karena mereka adalah nama yang ada di mana-mana. Ini akan menggerogoti pangsa pasar pemain lain,” kata Danni Hewson , kepala analisis keuangan di AJ Bell.
Akibat peluncuran Apple Pay Later itu, saham perusahaan BNPL Affirm turun lebih dari 7%, sementara PayPal ditutup sekitar 1% lebih rendah, lapor Reuters.
Pada 2020, kebijakan lockdown terkait pandemi mengubah pembeli ke platform pembayaran online, memperkuat permintaan perusahaan fintech yang menawarkan layanan BNPL, terutama kepada pelanggan milenial dan Gen Z.
Raksasa pembayaran digital termasuk PayPal dan Block telah berkembang ke sektor ini melalui akuisisi, sementara Affirm go public dalam daftar multi-miliar dolar.
Namun nasib sektor ini telah berubah karena kenaikan suku bunga dan inflasi yang membara mengurangi daya beli dan memaksa konsumen untuk memperketat dompet mereka.
Keputusan Apple memasuki bisnis ini, dipastikan bakal mengubah landscape industri yang menunjukkan tren penurunan (down turn).
“Kami berharap Apple melangkah dengan hati-hati, terutama di lingkungan makro ini,” kata Christopher Brendler, analis D.A. Davidson.
Davidson menyetujui langkah Apple yang tidak menggunakan mitra dan menanggung, mendanai, dan menagih pinjaman secara langsung.
Apple Pay Later diaktifkan melalui program Cicilan Mastercard, kata perusahaan itu, menambahkan bahwa Goldman Sachs adalah penerbit kredensial pembayaran Mastercard.
Baca Juga: Pay Later dan Peer to Peer Jadi Tren Utama Pembayaran Digital di Dunia Pasca Pandemi
*Artikel ini sudah tayang di Fintechpost.ID