Selular.ID – Forbes China dalam laporan terbaru, mengungkapkan bahwa negeri Tirai Bambu bisa mencetak 74 unicorn baru tahun lalu, tertinggal jauh di belakang AS tetapi mempertahankan laju pertumbuhan yang stabil.
Pada 2022, AS menambahkan 182 unicorn – start-up bernilai lebih dari US$1 miliar – terhitung lebih dari setengah dari total 330 unicorn baru di dunia.
Kedua negara terus menjadi dua teratas dunia dalam hal menciptakan start-up bernilai miliaran dolar, bersama-sama menyumbang 77 persen dari semua unicorn baru yang ditambahkan secara global.
Tapi unicorn baru yang lahir di AS pada 2022 turun sekitar 28 persen dari tahun sebelumnya, sementara China mempertahankan angka yang sama.
Pada 2021, AS menciptakan 254 unicorn baru sementara China juga menciptakan 74 unicorn, menurut Hurun Global Unicorn Index.
Jumlah unicorn China tumbuh tahun lalu meskipun terjadi penurunan penggalangan dana secara keseluruhan di tengah hambatan ekonomi, termasuk gangguan rantai pasokan terkait pandemi.
Baca Juga: Karyawan GOTO yang Terkena PHK Bisa Dapat Pendanaan Jika Mampu Buat Startup Baru
Seperti dilansir dari laman media terkemuka Hong Kong SCMP, pada 2022, jumlah kesepakatan investasi ekuitas swasta di China turun 13,6 persen dari tahun sebelumnya, sementara volume turun 36,2 persen tahun-ke-tahun, menurut data yang diterbitkan oleh perusahaan riset China Zero2IPO pada Rabu (1/2).
Secara global, nilai kesepakatan modal ventura turun 42 persen dalam 11 bulan pertama 2022 dibandingkan dengan periode yang sama 2021, dengan penurunan mencapai 50 persen di China dan 45 persen di AS, menurut Bloomberg, mengutip data dari firma riset Preqin.
Sementara perusahaan internet konsumen pernah mendominasi daftar unicorn China, unicorn yang baru lahir di negara itu sekarang tampaknya terkonsentrasi di industri yang lebih selaras dengan tujuan pembangunan nasional China.
Menurut Forbes China, 70 persen unicorn baru China berasal dari empat bidang. Yaitu teknologi bersih, energi terbarukan, dan perawatan kesehatan dan logistik pintar.
Lebih dari 10 perusahaan semikonduktor juga masuk dalam daftar, yang hanya mencakup satu perusahaan game dan satu perusahaan metaverse.
Sebagai perbandingan, di AS penyedia layanan perusahaan dan perusahaan terkait cryptocurrency merupakan setengah dari unicorn baru negara itu pada tahun 2022, kata Forbes China.
Start-up baru bernilai miliaran dolar China tahun lalu terutama berasal dari China selatan. Dari 74 unicorn baru negara itu tahun lalu, 19, atau lebih dari seperempatnya, lahir di provinsi Guangdong selatan, sementara 14 berasal dari Shanghai dan 13 berasal dari Beijing, tambah Forbes China.
Unicorn China yang ada terus menduduki peringkat teratas unicorn global berdasarkan penilaian. Di antara 10 perusahaan swasta paling bernilai di dunia pada akhir Juni tahun lalu, yang diberi peringkat oleh Hurun pada Agustus, 5 berasal dari China.
Mereka diantaranya adalah pembuat TikTok ByteDance, afiliasi fintech Alibaba Group Holding, Ant Group, raksasa mode cepat Shein, digital yang didukung Tencent Holdings bank WeBank dan JD Technology, cabang fintech dari raksasa e-commerce JD.com.
Ketatnya Persaingan AS dan China Dalam Menelurkan Unicorn
Perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dan China tak hanya dalam hal persaingan perdagangan barang-barang, tetapi juga di bidang teknologi digital.
Sejak lebih dari satu dekade terakhir, AS dan China terlibat persaingan sengit dalam menghasilkan unicorn. Sebelumnya dalam laporan CBInsight yang bertajuk “The Global Unicorn Club” yang dipublikasikan pada 2019 terdapat 391 unicorn.
Tercatat AS punya unicorn sebanyak 191, menyusul China sebanyak 96, kemudian Inggris dan India yang sama-sama punya 19 unicorn, Jerman (10), Korsel (9), Perancis dan Israel (6), Indonesia bersama Australia dan Brasil (4), Swis dan Jepang (3), sisanya sejumlah negara memiliki antara 1 dan 2 unicorn.
Berbeda dengan CBInsight, lembaga riset yang berbasis di Shanghai yaitu Hurun Research Institute (didirikan oleh akuntan berkebangsaan Inggris Rupert Hoogewerf) menyebutkan, pada awal 2019 jumlahnya di China telah mencapai sekitar 186 perusahaan.
Baca Juga: Ternyata Ada Startup yang Untung hingga Rp4 Triliun, Lampaui Gojek
Menariknya dengan kinerja bisnis yang meningkat, valuasi unicorn asal China juga terus menanjak. Seperti KnowBox yang valuasinya US$1 miliar, hingga Didi Chuxing yang sekitar US$56 miliar dan Toutiaou (Bytedance) dengan valuasi US$75 miliar.
Bahkan Toutiaou (Bytedance) dan Didi Chuxing berada di urutan pertama dan kedua di list tersebut. Keduanya saat ini punya valuasi melampaui decacorn ternama AS, yaitu: JUUL Labs (US$50 miliar), WeWork (US$47 miliar), Airbnb (US$29,3 miliar) dan SpaceX (US$18,5 miliar).