Jadi Kontributor Besar Terhadap PDB, Kemenperin Dorong Transformasi Digital di Industri Makanan Minuman

Kemenperin Transformasi Digital

Selular.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) genjot terus transformasi digital di industri makanan minuman (mamin), karena telah berkontribusi terbesar terhadap PDB.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu subsektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan untuk bertransformasi ke arah digitalisasi.

Pemanfaatan teknologi industri 4.0 pada industri mamin bertujuan untuk memacu produktivitas secara lebih efisien dan berkualitas sehingga meningkatkan daya saing industri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan, mengingat pentingnya transformasi digital pada sektor mamin.

Kemenperin juga terus mengimplementasikan upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas.

Hal ini agar industri mamin nasional mampu berkompetisi di tingkat global dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, baik pada tahapan produksi, distribusi, hingga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri.

Terhitung pada tahun 2022, industri mamin tumbuh 4,90% (yoy) & menjadi kontributor terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada tahun 2022, sebesar 38,35%.

Putu menambahkan, transformasi digital pada industri mamin diharapkan turut mampu mendukung keberlanjutan industri atau sustainability dan industri hijau yang saat ini sedang menjadi tren dunia.

Upaya tersebut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Dalam mendorong transformasi digital pada industri mamin, Kemenperin juga mendukung kemitraan strategis antara Schneider Electric dan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).

Salah satu poin dalam kerjasama tersebut di antaranya memperkuat kemampuan SDM di industri mamin untuk menghadapi era transformasi digital.

Lain itu menurut Martin Setiawan selaku Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia, mengatakan transformasi digital di industri mamin tergolong cukup kompleks.

Mengingat transformasi tersebut harus dapat mencakup tiga fokus area, yaitu Agile Manufacturing, Efficient Facilities, dan Resilient Supply Chain.

Integrasi ketiga area tersebut dimungkinkan dengan pemanfaatan Industrial Internet of Things (IIoT) dan teknologi otomasi yang terbuka, kolaboratif dan berbasis software.

Baca juga : Dua Perangkat Baru Oppo Muncul di Postel, Pertanda Peluncuran di Depan Mata