Selular.ID – Kebocoran data yang sedang marak terjadi di berbagai instansi, menjadikan sebuah tanda tanya besar, faktor apa yang membuat ini bisa terjadi ?
Simak penjelasan dari CEO PT Dewaweb terkait kebocoran data yang terjadi.
Berdasarkan laporan tahunan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2021 menjelaskan ada lebih dari 1,6 miliar trafik serangan cyber yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun 2021.
Sementara itu, kali ini data dari Kominfo menjelaskan ada 6 juta data penduduk Indonesia bocor pada awal tahun 2022 ini yang dijual pada forum darkweb oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Disusul juga pada waktu yang sama terjadi kebocoran 3,5 juta data aset yang diperkirakan terjadi akibat serangan terhadap sistem computer di salah satu instansi pemerintah.
Baca juga : Data Pelanggan IndiHome Tersebar di Internet, Telkom Tegaskan Tidak Ada Kebocoran
Seperti yang dijelaskan juga sebelumnya pada artikel yang berjudul Hadir di Waktu Yang Pas! Dewaweb Luncurkan Dewaguard Layanan Keamanan Cyber Kelas Tinggi Semakin canggih teknologi yang digunakan saat ini semakin tinggi juga risiko untuk serangan cybernya karena pastinya banyak titik titik celah yang tidak terkonfigurasi, meskipun celah itu sedikit namun sangat berbahaya.
Maka dari itu isu yang sedang hangat diperbincangkan mengenai kebocoran data yang terjadi saat ini, CEO PT Dewaweb menjelaskan ada 4 faktor yang mempengaruhi hal tersebut terjadi.
Pertama, adanya gap skill cyber security. Yakni bisa diartikan tenaga kompeten yang bisa menangani atau faham masalah ini masih kurang. Karena masalah ini juga cukup luas sedangkan tenaga kompetennya kurang menjadikan hal tersebut kemungkinan besar cepat terjadi.
Selain itu juga butuh waktu yang tidak sebentar dan harus memahami lebih detail tentang cyber security meskipun ada celah sedikit pun.
Kedua, Complexity seperti yang disebutkan tadi karena semakin perusahaan tersebut menggunakan teknologi yang canggih apabila ada celah sedikit saja itu bisa memicu terjadinya serangan cyber.
Seperti contoh kasus yang diberikan oleh Edy Budiman CEO PT Dewaweb kasus Alibaba cloud di china dengan perusahaan mempercayai sistem keamanan yang terbaik kemungkinan kebocoran data tersebut sangatlah minim, atau bahkan tidak muda terjadi.
Ketiga, lock of security awareness. Yakni faktor yang mempengaruhi dari penggunanya sendiri, perusahaan sudah menerapkan sistem keamanan cyber tangkat tinggi namun user tidak mengetahui tentang apa yang telah di browsing atau main asal klik link yang tidak jelas.
Dan yang keempat Cost, memiliki kendala di budgeting yang mana dirasa penggunaan sistem keamanan yang dipakai dengan server yang ada pada perusahaan atau instansi tidak sesuai.
Edy juga menjelaskan cara pencegahannya pada layanan Dewaguard yang diberikan oleh Dewaweb yakni dengan perlu adanya awareness training terus menerus dari perusahaan dari level terendah sampai yang tertinggi.
Baca juga : Kominfo Masih Dalami Kasus Data Pengguna PLN yang Dijual Hacker
“adanya awareness terus menerus yang dilakukan perusahaan, lalu mengenal bahaya ancaman, dan juga tim cyber security ini sering control untuk melihat potensi bahayanya dimana sehingga tidak sampai terjadi insiden.” Kata Edy.
Untuk target market nya sendiri dari Dewaweb ini yakni mengincar target semua kalangan, dari SMB, Instansi pemerintahan, startup yang merlukan teknologi digital yang baik.
Lalu Edy juga menjelaskan bahwa untuk saat ini jasa keamanan cyber yang diberikan oleh Dewaweb banyak dari kalangan Government dan Corporate, karena keduanya dirasa lebih mengutamakan keamanan data servernya.