Jakarta, Selular.ID – Jefrrey Katzenberg, mantan direksi Wlat Disney Studio dan Meg Whitman, mantan pemimpan ecommerce eBay di tahun 2018 mendirikan layanan streaming yakni Quibi. Kehadiran pendatang baru, ini datang untuk kawasan Amerika Serikat dan Kanada, Quibi sendiri diumumkan pada acara CES di awal tahun ini.
Jika dilihat Quibi, lebih mirip disebut pesaing Netflix karena di layanan tersebut berfokus untuk menyajikan konten orisinal alias produksi sendiri. Meskipun di dalamnya juga terdapat konten yang berada stasiun televisi atau perusahaan yang berinvestasi ke Quibi.
Dilaporkan BBC, perbedaanya adalah semua konten streaming yang tersedia di Quibi hanya berdurasi 10 menit. Tetap saja konten tersebut dibintangi oleh banyak aktor dan aktris dunia ternama. Bahkan aktor dan aktirs ini digandeng untuk menciptakan ide dari konten tersebut.
Disebut-sebut durasi yang singkat tersebut menargetkan momen ketika seseorang memiliki waktu luang di perjalanan. Misalnya dalam perjalan menuju kantor di transportasi umum. Durasi 10 menit atau kurang dianggap sangat mencukupi.
Quibi menargetkan pengguna generasi muda, antara usia 18 tahun hingga 44 tahun. Pengguna bisa menonton konten Quibi dalam mode landscape atau horizontal dan vertikal.
Sejak didirikan pada 2018, Quibi mengumpulkan sekitar $ 1,4 miliar dari investor termasuk The Walt Disney Company, JP Morgan, Liberty Global, dan Viacom.Sebagai penyedia layanan streaming yang baru, Quibi akan bersaing dengan pemain-pemain yang sudah mapan seperti Disney+, Apple TV+, Amazon Prime Video, dan tentu saja sang penguasa pasar, Netflix.
Hingga kuartal III-2019, Netflix memiliki 158,4 juta pelanggan di dunia. Jumlah itu didominasi oleh pelanggan dari Amerika Serikat dan Kanada, yakni 67,1 juta. Lalu, pelanggan di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika menempati posisi berikutnya, sebanyak 47,4 juta.
Baca Juga :Saingi Netflix, Quibi Siap Meluncur April Mendatang
Sementara itu, Asia Pasifik menjadi pasar Netflix yang paling kecil. Jumlah pelanggannya tercatat baru mencapai 14,5 juta, lantaran layanan ini belum beroperasi di Tiongkok. Meski begitu, pertumbuhannya menjadi yang paling besar, dari hanya 4,7 juta pelanggan pada kuartal I-2017.
Selain di China, Netflix juga menghadapi tantangan di Indonesia. Sejak 2016, Telkom Group telah memblokir layanan Netflix karena dianggap belum memenuhi regulasi yang ada.