Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

CEO Ericsson: Jangan Jadikan Frekuensi Sebagai Sumber Pendapatan

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Jakarta, Selular.ID – Penilaian terhadap manfaat frekwensi dan utilisasinya kembali mengemuka. CEO Ericsson Borje Ekholm menegaskan perlunya pemerintahan di berbagai belahan bumi agar mengubah mindset terhadap keberadaan frekuensi.

Menurutnya, di era digital yang tengah berkembang pesat, negara-negara di dunia sebaiknya tidak lagi menganggap spectrum sebagai sumber pendapatan penting, tetapi sebagai bagian dari infrastruktur penting yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekayaan nasional.

Alih-alih memberikan harga tinggi pada spektrum, ia mengatakan pemerintah harus mendorong operator untuk membangun jaringan berkualitas tinggi yang menghubungkan semua warga negara, kata Ekholm saat menjadi keynote speaker pada gelaran MWC Shanghai (28/6/2018).

Pada topik menyangkut 5G, dia mengatakan menyelaraskan spektrum secara global dan operator yang dioperasikan demi mengamankan pita frekuensi adalah hal yang sangat penting, namun sangat menantang demi peluncuran 5G skala cepat.

Sebelumnya saat berbicara pada gelaran GTI Summit, Ekholm mencatat penyedia layanan selular di setiap bagian dunia tengah berpacu ke layanan 5G. Ia juga berbicara tentang prospek China yang diprediksi akan muncul sebagai pemimpin dalam teknologi selular generasi mendatang.

Baca juga: Ericsson Hadirkan Solusi Bagi Operator untuk Berevolusi ke 5G

Dia mengatakan sangat bersemangat tentang masa depan industri mobile China, yang muncul dilihat sebagai hal penting untuk pengembangan jangka panjang.

Ekholm mencatat ada juga sejumlah besar start-up teknologi di negara itu yang ingin menggunakan infrastruktur selular yang kuat, karena perhatian beralih ke “komunikasi alat berat” dan nilai yang dapat diciptakan untuk pengembangan industri negara.

“5G benar-benar terjadi. Penyedia layanan mempercepat jadwal waktu di seluruh dunia untuk memastikan infrastruktur mereka siap untuk 5G, dan China adalah pemimpin, bersama dengan negara-negara lain di Amerika Utara dan Asia,” tambahnya.

Baca juga: Asia Pasifik Berpotensi Jadi Pasar 5G Terbesar di Dunia, Apa Alasannya?

Sebagai bagian dari upaya pengembangan 5G di China, Ekholm mengamati bahwa ada dorongan besar untuk para pekerja terdidik di negara tersebut, serta peningkatan dalam penciptaan pekerjaan yang sangat terampil untuk masa depan sebagai bagian dari program Made in China 2025 yang digagas oleh pemerintah.

Fokus utama untuk negara, bersama dengan 5G, telah dikembangkan dalam kecerdasan buatan, yang akan meletakkan fondasi bagi China untuk mencapai tujuan tersebut, tambah Ekholm.

“Generasi sebelumnya dari teknologi mobile digunakan khusus untuk komunikasi manusia. Sedangkan 5G juga dibangun untuk industri, yang mencakup manufaktur pintar, pelacakan kecepatan pertanian cerdas, dan lain-lain,” ujar Ekholm.

Melanjutkan kasus penggunaan yang akan diaktifkan oleh konektivitas yang lebih baik, Ekholm mengatakan bahwa dengan penyebaran IoT secara besar-besaran, kota pintar akan mengumpulkan data dalam jumlah besar, melacak kondisi lalu lintas secara real time, dan memberikan instruksi kepada mobil untuk menemukan rute terbaik yang tersedia.

“Hal ini akan meningkatkan kapasitas jaringan yang ada dan menggabungkan penggunaan konektivitas AI dan 5G”, pungkas Ekholm.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU